Mohon tunggu...
Vinsensius Ndua Woa
Vinsensius Ndua Woa Mohon Tunggu... Editor - Desainer Kehidupan Sendiri

Saya menyukai sepak bola, traveling, dan baca buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sayap Berbulu Doa

11 Juni 2024   11:57 Diperbarui: 11 Juni 2024   12:17 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

_untuk ayah dari seorang anak lelaki_

Aku melipur duka di tepian pijak

Hampir hilang yakinku untuk jadi jejak

Dengan udara yang kuhirup bersama isak yang terpaksa diajak,

Aku berlari dari banyak tapak yang ingin menginjak

Di tepian luka yang dijamu

Aku merintih pada Tuhan yang meramu

Sudah lelah aku menerima luka yang bertamu

Oh mati, tidakkah cukup aku berlari padamu?

Namun, mati tetap diam membisu seolah ia mengabdi padamu

Di tapal batasku, aku terbangun dengan sendu

Kau kibaskan aku angin beraroma rindu

Hampir habis air mataku saat kau tersenyum memandu

Bisikmu, "Jangan merindu mati, hadirmu itu candu,

hanya untuk yang lumpuh saja kusiapkan tandu.

Giatkan usahamu seperti lebah untuk madu!"

Aku kembali melipur duka

Bangun sambil membereskan muka

Di situ jelas kulihat tubuhmu, ada banyak bekas luka

Sekali lagi kau ringkas kata: "Semua luka dan duka akan buat matamu terbuka.

Kau akan lebih menghargai semua suka."

Di sini aku melipur duka

Untuk kau yang kukenang suka mendandani luka

Kau ingin dia dijumpai sebagai yang bermuka guru

Mengajari hidup berkelas nan penuh makna

Terima kasih Ayah dengan sayap-sayapmu yang berbulu doa

Terbangkanku ke Surga menuliskan cinta

dengan tinta darah dari ceruk rindumu untuk anak lelakimu ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun