Mohon tunggu...
Agung Triatmoko
Agung Triatmoko Mohon Tunggu... Freelancer - foto

Pura-pura jadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Money

TENGKULAK (1)

23 Januari 2011   17:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:15 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kata ini terucap, langsung pikiran tertuju pada sosok petani yang menderita, ya nggak?. Aku cuma ingin sedikit protes mengenai persepsi tersebut. Sebagai petani yang kebetulan rangkap jabatan sebagai tengkulak, aku harus protes.... sumprit aku pingin protes, dan kalian akan menjawab, "Ya protes laaaah...emang gue pikirin?"

Seminggu ini aku kebetulan berada di pegunungan kapur di sekitar wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, biasa... tengkulak kalau di daerahnya nggak ada panen, nyari sampai ke pucuk-pucuk gunung. Di situ aku banyak mendapat pencerahan. Aku jadi lebih paham tentang petani, dan lebih dalam lagi pemahamanku tentang sosok Tengkulak.

Persepsi buruk tengkulak sudah masuk daftar kamus perusak kesejahteraan petani sejak sangat lama yang lalu. Dulu orang menamakan mereka adalah "pengijon", tapi sekarang nggak ada lagi istiah pengijon, karena petani sudah pinter-pinter. Yang ada sekarang adalah tengkulak, sebuah profesi yang sering dianggap sebagai biang fluktuasi harga dan melemahkan posisi petani. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis,

teng·ku·lak n pedagang perantara (yg membeli hasil bumi dsb dr petani atau pemilik pertama); peraih: harga beli para -- umumnya lebih rendah dp harga pasar

Tulisan ini sebetulnya bukan aku maksudkan untuk pembelaan terhadap profesi tengkulak, tapi lebih ingin menjawab lebih detail sebuah status di FB di Forum Indonesia Sejahtera (FIS) tentang cita-cita mensejahterakan petani dan nelayan

VISI BANGSA :

GUDANG PANGAN DUNIA, TUJUAN WISATA DUNIA dan PARU PARU DUNIA

by. Ir. Hendarmin Ranadireksa

http://www.facebook.com/home.php?sk=group_113897422009417&view=doc&id=128734497192376

Lumayan panjang siih...jadi aku buat bersambung aja ya,,,,,?

Intinya.... kesejahteraan petani sebetulnya sudah diambang pintu, dan tengkulak memegang peranan penting dalam proses pensejahteraan ini. Kalau sampai saat ini petani belum sejahtera, itu karena banyak faktor yang menyebabkannya, selain keadaan alam dan musim, juga berkaitan erat dengan "beban alami" dari petani itu sendiri (ini yang paling penting). Harga dan kondisi pasar memang berpengaruh, tapi itu masih mudah disiasati... nah! kebetulan yang suka menyiasati itu ya para tengkulak. Tengkulak sangat berperan untuk mempengaruhi harga pasar hingga sesuai dengan keinginan petani, sebab, kebanyakan yang jadi tengkulak itu ya petani itu sendiri...maksudku sebagian petani.

Alangkah lebih baik memang jika sosok Tengkulak itu tidak ada, dan digantikan oleh sebuah badan milik pemerintah, yang mendapat fasilitas dan kecukupan modal dari pemerintah pula, serta ketersediaan perlindungan pasar yang sudah jelas hanya pemerintah saja yang mampu melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun