Objek Seni : karakter sebuah kualitas yang selalu bersifat individual, unik, bebas, spontan, dan ajaib, penuh pesona kejutan, sesuatu yang segar dan baru, seolah-olah baru ada dari ketiadaan
Objek Ilmu : kenyataan alam dan non-alam sehingga muncullah keseragaman, homogenitas, identitas, dan kausalitas(hukum sebab-akibat)
Jadi terlihat jelas sudah, bahwa pengetahuan mencoba membuat alam dan kenyataan kita menjadi deretan angka-angka, data-data, statistika, semua harus terukur, dsb. Oleh karena itu, seni berguna untuk membuat kenyataan kembali lebih segar dan puitis. Seorang pengarang Perancis menyebutnya “depuitisasi alam”, alam sesungguhnya bersifat puisi, tetapi manusia menanggalkan alam itu dari unsur puitisnya,mengesampingkan puisinya. Berbicara tentang kurangnya kepuitisan pengetahuan saat ini, saya mencoba menuangkan kegelisahan batin dalam bentuk puisi, monggo dihayati!
Akankah ?
Kelak Ilmu itu-pun menguasaimu
Ia bukan lagi kebenaran
Ia adalah hukum alam
Kuasanya mampu merasuki relung
menguasai raga
membunuh jiwa
dan menikam nurani
Tunggu saja!
Namun jangan membuka!
Bila massa itu tiba....
Tak akan ada lagi rasa lapar
karena ia telah membunuhnya
Tak akan ada lagi rasa sakit
karena ia juga telah membunuhnya
tak akan ada lagi nafsu
karena ia telah membunuhnya
Ia telah menikam rasa!!!
Apa kataku!!
ilmu pengetahuan tak lagi buta
sebab hanya yang buta yang peduli pada raganya
Ia melihat sekarang!!
Jiwa,rasa,dan nurani adalah masterpiece sebelum ajalnya
Lantas kelak nanti
ketika tak ada rasa lapar,sakit,dan nafsu,
Dan yang tersisa hanyalah kebahagiaan.
Akankah manusia masih saling membunuh dengan kebahagiaan?
·Seni dan Filsafat
Filsafat secara etimologis berarti pecinta kebijaksanaan. Cinta dan bijaksana itu tujuan filsafat. Untuk mencapainya seseorang harus berfikir/bertindak secara radikal, komprehensif dan menemukan hakikat segal hal. Filsafat adalah komprehensif, ia menggunakan akal, indera, dan intuisi. Namun, saya melihat filsafat lebih identik dengan kedalamannya. Ya, dengan bermodalkan kedalaman ia bereksistensi! tentu sebagai konsep akan segala sesuatu, sedangkan seni yang lebih kepada penghayatan, ia hadir dalam bentuk karya seni.
Filsafat! Ibu-nya ilmu pengetahuan, seorang ibu yang membesarkan anaknya dengan keraguan dan keheranan akan alam semesta, saat ini anak-anakku telah tumbuh besar dan mampu untuk mengurus dirinya sendiri, ” Ucap ibu dengan bangga.” Namun raut wajahnya berubah ketika angin menyapu halaman rumahnya, sepucuk surat ditemukan tergeletak dikala badai sedang kencang-kencangnya melanda keheningan malam. “Ibu telah mati, aku tak membutuhkanmu lagi”, dengan sekejap raut wajahnya kembali tersenyum, “anak-anakku adalah malin kundang surgawi! Rupanya mereka telah menangkap hakikat yang kuberikan padanya untuk meragukan apa-pun termasuk ibunya, lalu dengan sigap, Ibu mengemas barang-barangnya dan memutuskan untuk keluar menerkam badai.
·Kesimpulan
Seni sebagai way of life adalah proses penghayatan untuk mencapai keutamaan, khususnya keindahan. Sebab, keindahan adalah kunci untuk terus hidup dan memperoleh harapan akan hidup yang berkehidupan. Seni adalah alternatif, karenanya ia unik dan terus merombak batasan-batasannya. Sekian dulu, selamat ber-ke-seni-an.
Salam LEBENSWELT !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H