Mohon tunggu...
mokammat taupiq
mokammat taupiq Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Universitas Dr. Soetomo Fakultas Teknik Jurusan Informatika

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Salah Kostum

24 April 2014   23:00 Diperbarui: 18 April 2016   20:43 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai macam model, bentuk, jenis, warna, dan ukuran, tercipta dari kreasi berbagai designer dalam merancang dan membuat busana, termasuk pakaian sehari-hari yang kita kenakan, khususnya di Indonesia sendiri. Kali ini saya akan sedikit mengangkat tema pembahasan mengenai cara masyarakat kita dalam mengenakan pakaian, mungkin bagi sebagian masyarakat atau warga sekitar kita ada sebagian kecil yang kurang peduli terhadap cara berpakaian kita, padahal sedikit kepribadian kita bisa dinilai dari bagaiamana cara kita berpakaian.

 

Yang pertama mengenai model-model zaman akhir (sekarang), banyak model dan trend yang aneh (nyeleneh) mulai dari baju yang terlalu kecil namun masih saja dipakai, katanya sih lagi ngetrend, ada juga pakaian bagian belakang (punggung) yang bolong, lah kalo yang ini mungkin niru modelnya hantu Indonesia ntuh “sundel bolong”, kemudian pakaian yang kainnya kurang alias (belum jadi), juga yang lebih dikenal dengan sebutan baju you can see, arti dari kalimat tersebut saja sudah mengandung hal yang negatif, yakni “kamu bisa lihat” yang dimaksud bisa lihat disini adalah bisa melihat bagian tubuh yang seharusnya tertutupi oleh kain, namun lagi-lagi karena alasan trend dan zaman masih banyak juga muda-mudi yang gemar mengenakanannya.

 

Tak luput dari semua itu, tenyata keluarga punya peranan yang teramat sangat penting dalam menuntun dan membina bagaimana cara berpakaian yang sesuai dengan adat ketimuran negara kita, ditunjang jua dari sisi agama, karena jika dua faktor tersebut tidak bisa memberikan batas atau bagaiamana cara berpakaian yang bagus nan santun, maka faktor lingkunganlah yang nantinya akan membentuk karakter mereka, yang kemudian mempengaruhi cara berpakaian mereka, bahkan sampai cara bicara dan pergaulannya. Oleh karena itu bagaimanapun keluargalah yang menjadi ujung tombak sebagai tolak ukurnya, tak lupa pendidikan agama juga sebaiknya mulai ditanamkan sedari dini sebagai dasar menjalani kehidupannya kelak.

 

Banyak wanita yang tidak sadar akan dampak atau efek yang ia timbulkan jika kerap kali mengenakan pakaian yang terlalu minim, bahkan tak sedikit pula sebagian besar wanita yang suka mengenakan pakaian kurang lengkap, hanya menutupi sebagian tubuhnya saja tak ayal dari situ timbul tindak kriminal yang biasa dilakukan oleh para lelaki yang tidak berpendidika, seperti halnya tindak asusila (perkosaan), karena tergoda oleh pakaian yang mengundang nafsu birahi tersebut.

 

Berikutnya mengenai cara berpakaian ketika kita hendak menghadap sang kholik (allah swt), sudah sepatutnya kita mengenakan pakaian yang sopan dan sudah ditentukan dalam syara’ fiqih, terutama salah satu fungsi dari berpakaian tersebut ialah tak lain tak bukan untuk menutupi aurat kita. Tentulah berbeda cara berpakaian yang dikenakan ketika kita bermunajat kepadanya (allah swt) dengan cara berpakaian ketika kita pusat perbelanjaan. Jangan sampai dibola-balik, yang ada kita akan jadi tontonan dan bahan cemooan orang-orang sekitar yang biasa disebut dengan istilah (salah kostum). Namun yang biasa terjadi dikalangan masyarakat kita adalah kebalikan dari semua itu, pakaian yang harusnya digunakan ketika bepergian ke pusat perbelanjaan mereka kenakan ketika bermunajat dengan tuhannya, begitu pula sebaliknya. Dalam agama Islam sendiri sudah mengatur bagaimana cara berpakaian yang sopan, dan sesuai tempatnya.

 

Memang sih itu tidak apa, ketika kita lebih memilih untuk mengenakan pakaian biasa asalakan menutup aurat dan bisa digunakan untuk sholat, namun kita selaku manusia yang katanya menyandang predikat mahluk paling mulia diantara mahluk-mahluk tuhan yang lainnya, yang juga dianugerahi “aqal”, masa sih kita lebih memilih untuk cuek dan terkesan pura-pura buta akan pakaian yang kita kenakan ketika mengahadap sang kholik (allah swt), jadi yang ada setiap kita sholat seakan terbiasa mengenakan pakaian yang tidak harusnya dikenakan ketika sholat, karena berasalan ini loh masih suci, padahal secara etika tidak pada tempatnya (dholim).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun