Proses yang kompleks di atas sebetulnya juga terjadi pada komponen menu nasi pecel lainnya: saus, kacang panjang, toge dan kemangi, dan tak lupa peyek teri yang juga sering tampil di menu pecel. Belum lagi jika saus pecel ini ditelaah lebih detil, maka akan muncul kacang, garam, gula dan rempah sebagai bumbunya. Makin panjang kali lebar.
Semua bahan makanan ini datang, dengan jalurnya masing-masing menjadi 1 porsi pecel yang enak, karena memenuhi "takdirnya" untuk kita.
Tulisan ini sekedar reminder, alias pengingat, bahwa makanan yang dihidangkan di depan kita adalah wujud kebaikan dari Tuhan, rezeki dari-Nya. Â Masihkah kita tega menyia-nyiakannya? Mereka datang dari tempat nan jauh, puluhan bahkan ribuan kilometer. Ada juga yang datang dari bawah tanah, disedot dan sampai ke gelas kita menjadi air minum. Ada teri yang asalnya di laut, jauh dari tempat kita tinggal, mereka datang sebagai peyek teri yang gurih dan kriuk menggoda.
Belum lagi tepung gandum untuk bahan peyek tadi masih diimpor dari benua lain. Jauh sekali. Semua bahan makanan ini datang, dengan jalurnya masing-masing (di kampus, kami menyebutnya food chain, hehe) menjadi 1 porsi pecel yang enak, karena memenuhi "takdirnya" untuk kita. Maka, jangan lupa bersyukur dan berdoa, agar 1 porsi pecel ini bisa masuk ke perut membawa kebaikan, sekaligus kita gunakan energi yang dihasilkan dari pecel ini untuk kebaikan kepada sesama dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H