Setelah India Open, pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia berlaga di Malaysia Open. Malaysia Open merupakan turnamen kelas satu bulutangkis selain All England, Indonesia Open, Cina Open, dan Denmark Open. Kalau di tenis, Malaysia Open dan semua turnamen kelas satu bulutangkis setara dengan grand slam.
Di jajaran turnamen kelas satu bulutangkis, Malaysia Open adalah turnamen bulutangkis tertua ketiga, diselenggarakan pertama kali pada tahun 1937. Tertua pertama adalah All England {1899}. Kedua adalah Denmark Open {1935}. Dua lainnya terhitung lebih muda, yaitu Indonesia Open {1982} dan Cina Open {1986}.
Tahun 2017 ini, Malaysia Open memasuki penyelenggaraannya yang ke 62 kali. Malaysia Open sempat tidak dipertandingkan pada tahun 1942 hingga 1946 dan pada tahun 1969 hingga 1982.
Ketika diselenggarakan kembali tahun 1983, pebulutangkis Indonesia berhasil meraih dua gelar juara, melalui Lim Swie King di nomor tunggal putra dan Christian Hadinata/Bobby Ertanto di nomor ganda putra. Gelar pertama Indonesia di Malaysia Open diraih pada tahun 1955, melalui Ferry A. Sonneville di nomor tunggal putra. Selama mengikuti Malaysia Open, prestasi terbaik pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia berada pada periode 1993 hingga 2001.
Pada periode itu, pebulutangkis Indonesia meraih tiga gelar juara sebanyak 3 kali {1993, 1994, 1997}, dua gelar juara 4 kali {1995, 1998, 2000, 2001}, dan satu gelar juara 2 kali {1996, 1999}. Tiga gelar juara yang diraih tahun 1993 diperoleh melalui Ardy B. Wiranata di tunggal putra, Susi Susanti di tunggal putri, dan Rexy Mainaky/Ricky Subagja di tunggal putra.
Setahun kemudian, Susi Susanti dan Rexy Mainaky/Ricky Subagja berhasil mempertahankan gelarnya. Hanya Ardy B. Wiranata yang gagal mempertahankan gelar. Waktu itu juara tunggal putra diraih Joko Suprianto. Sedangkan komposisi juara di tahun 1997 adalah Hermawan Susanto di tunggal putra, Susi Susanti di tunggal putri, dan Rexy Mainaky/Ricky Subagja di ganda putra.
Dua gelar juara di tahun 1995 diperoleh melalui pasangan Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budikusuma {tunggal putra} dan Susi Susanti. Dua gelar juara di tahun 1998 diperoleh melalui ganda putra Tony Gunawan/Halim Haryanto dan ganda campuran Tri Kusharjanto/Minarti Timur. Berikutnya pada tahun 2000 diperoleh melalui Taufik Hidayat di tunggal putra dan Tri Kusharjanto/Minarti Timur di ganda campuran.Â
Pada tahun 2001, yang meraih gelar juara adalah Candra Wijaya/Sigit Budiarto di ganda putra dan Bambang Suprianto/Emma Ermawati di ganda campuran. Gelar juara di tahun 1996 diperoleh melalui ganda campuran Tri Kusharjanto/Minarti Timur. Gelar juara di tahun 1999 diperoleh melalui ganda putra Candra Wijaya/Tony Gunawan.
Setelah 2001, pebulutangkis Indonesia meraih gelar juara di tahun 2005 melalui ganda putra Candra Wijaya/Sigit Budiarto, 2008 ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan, 2009 ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir, 2013 dan 2015 ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan 2016 ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir.
Sejak Malaysia Open 1983, secara keseluruhan tunggal putra menorehkan 7 gelar juara, tunggal putri 5 gelar juara, ganda putra 11, dan ganda campuran 8. Ganda putri belum berhasil menorehkan gelar juara satu pun. Pebulutangkis tersukses mengumpulkan gelar juara adalah Susi Susanti 4 kali {1993-1995, 1997}, Rexy Mainaky/Ricky Subagja 3 kali {1993, 1994, 1997}, Tri Kusharjanto/Minarti Timur 3 kali {1996, 1998, 2000}, Candra Wijaya 3 kali {Candra Wijaya/Sigit Budiarto 2 kali (2001, 2005), Candra Wijaya/Tony Gunawan 1 kali (1999)}, Hendra Setiawan 3 kali {Hendra Setiawan/Markis Kido 1 kali (2008), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan 2 kali (2013, 2015)}, Tony Gunawan 2 kali {Tony Gunawan/Candra Wijaya 1 kali (1999), Tony Gunawan/Halim Haryanto 1 kali (1998)}, dan Lilyana Natsir 2 kali {Lilyana Natsir/Nova Widianto 1 kali (2009), Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad 1 kali (2016)}. Â Â Â
Dihitung dari tahun 2002 hingga 2016, Malaysia Open telah diselenggarakan sebanyak 15 kali. Jika dibagi rata, torehan prestasi pebulutangkis Indonesia pasca periode 1993 - 2001 berada dalam tiga rentang waktu, 2002 – 2006, 2007 – 2011, dan 2012 – 2016. Periode 2002 – 2006 hanya menjadi juara di tahun 2005. Periode 2007 – 2011 menjadi juara di tahun 2008 dan 2009. Periode 2012 – 2016, menjadi juara di tahun 2013, 2015, dan 2016. Dengan demikian, prestasi terbaik pebulutangkis Indonesia di Malaysia Open pasca periode 1993 – 2001 berada di periode 2012 hingga 2016.Â
Torehan prestasi di Malaysia Open mengiringi langkah pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia mengarungi Malaysia Open 2017. Semua pebulutangkis yang berlaga mempunyai misi yang sama, meraih gelar juara. Berdasarkan torehan prestasi, ganda putra dan ganda campuran merupakan nomor andalan Indonesia untuk meraih prestasi di Malaysia Open 2017. Tentu tidak tertutup kemungkinan pula untuk Indonesia meraih gelar juara di nomor lain. Â Â
Dari semua turnamen kelas satu bulutangkis, Malaysia Open merupakan gelaran kedua setelah All England di bulan Maret 2017. Di Wimbledonnya bulutangkis itu, Indonesia meraih satu gelar juara melalui ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon setelah mengalahkan ganda putra Cina, Li Junhui/Liu Yuchen dalam pertarungan dua set, 21-19, 21-14. Sebagai salah satu turnamen kelas satu, dan tentu pula sebagai salah satu turnamen terpenting, menorehkan prestasi di Malaysia Open akan menjadi kebanggaan besar. Torehan prestasi merupakan cara untuk meraih kembali kejayaan bulutangkis Indonesia di Malaysia Open, yaitu dengan melanjutkan pencapaian periode 2012 – 2016.
Saat ini, Malaysia Open 2017 sedang berlangsung. Turnamen kelas satu tertua ketiga ini berlangsung dari tanggal 4 hingga 9 April. Beberapa nama tidak berhasil melangkah ke babak selanjutnya. Semoga nama-nama yang maju ke babak berikutnya mencapai final dan meraih juara. So, Semangat berjuang pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H