18 Agustus 2018 nanti, Asian Games ke XVIII akan dimulai di Indonesia. Penyelenggaraan event olahraga negara-negara Asia ini akan berlangsung hingga 2 September 2018. Dengan demikian, Indonesia masih memiliki waktu 17 bulan untuk merampungkan persiapan segala macam keperluan Asian Games 2018.
Asian Games 2018 merupakan kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah setelah yang pertama tahun 1962. Hal tersebut membuat Indonesia masuk dalam daftar negara-negara Asia yang pernah menjadi tuan rumah Asian Games lebih dari satu kali. Negara-negara tersebut antara lain, India 2 kali (1951 dan 1982), Jepang 2 kali (1958 dan 1994), Korea Selatan 2 kali (1986 dan 2002), China 2 kali (1990 dan 2010), dan Thailand 4 kali (1966, 1970, 1978, dan 1998). Jika tidak ada perubahan, Cina dan Jepang akan menjadi tuan rumah sebanyak 3 kali karena kedua negara tersebut terpilih sebagai tuan rumah Asian Games ke XIX tahun 2022 dan Asian Games ke XX tahun 2026.
Dari semua negara tersebut, terdapat tiga negara yang kemudian menjadi tuan rumah event olahraga yang lebih besar dari Asian Games, Olimpiade (Olimpiade Musim Panas/Summer Olympics dan Piala Dunia FIFA (sepakbola putra). Ketiga negara yang dimaksud adalah Jepang, Korea Selatan, dan Cina. Setelah menjadi tuan rumah Asian Games 1958, Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade 1964. Jepang kemudian menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2002 bersama Jepang. Sementara itu, Korea Selatan, menjadi tuan rumah Olimpiade 1988 setelah dua tahun sebelumnya menjadi tuan rumah Asian Games. Pada tahun 2002, Korea Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA bersama Jepang. Cina, setelah menjadi tuan rumah Asian Games 1990, menjadi tuan rumah Olimpiade 2008. Ditambah Olimpiade Musim Dingin/Winter Olympics, Jepang 2 kali terpilih menjadi tuan rumah, yaitu pada tahun 1972 dan 1998. Sedangkan Korea Selatan dan Cina terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin ke XXIII tahun 2018 dan Olimpiade Musim Dingin ke XXIV tahun 2022.
Apabila dihitung dari Asian Games ke III tahun 1958 hingga Asian Games ke XX tahun 2026, Jepang terpilih sebagai tuan rumah event olahraga skala besar sebanyak 8 kali, Korea Selatan 6 kali, dan Cina sebanyak 5 kali. Torehan tersebut menunjukkan suatu tingkat keaktifan yang cukup tinggi, khususnya di bidang olahraga. Ketiganya silih berganti menjadi tuan rumah event olahraga skala besar. Selain itu, ketiganya pun memperlihatkan suatu pola kerja yang terencana dengan baik, yaitu menggunakan Asian Games sebagai batu loncatan untuk menjadi tuan rumah event olahraga yang lebih besar dari Asian Games (Summer Olympics serta Winter Olympics dan Piala Dunia Sepakbola Putra FIFA). Dalam pola kerja itu, kota-kota yang terpilih sebagai tempat penyelenggara cukup beragam. Uraian lebih lengkap mengenai perjalanan Jepang, Korea Selatan, dan Cina menjadi tuan rumah event olahraga skala besar dapat disimak pada bagian berikut ini:
Jepang, Asian Games 1958 {Tokyo}, 1994 {Hiroshima}, 2026 {Nagoya}, Olimpiade Musim Panas 1964 {Tokyo}, 2020 {Tokyo}, Olimpiade Musim Dingin 1972 {Sapporo}, 1998 {Nagano}, Piala Dunia Sepakbola Putra FIFA 2002 {Yokohama, Saitama, Shizuoka, Osaka, Miyagi, Oita, Niigata, Ibaraki, Kobe, Sapporo}.
Korea Selatan, Asian Games 1986 {Seoul}, 2002 {Busan}, 2014 {Incheon}, Olimpiade Musim Panas 1988 {Seoul}, Olimpiade Musim Dingin 2018 {Pyeongchang}, Piala Dunia Sepakbola Putra FIFA 2002 {Seoul, Daegu, Busan, Incheon, Ulsan, Suwon, Gwangju, Jeonju, Daejeon, Jeju}.
Cina, Asian Games 1990 {Beijing}, 2010 {Guangzhou}, 2022 {Hangzhou}, Olimpiade Musim Panas 2008 {Beijing}, Olimpiade Musim Dingin 2022 {Beijing}.
Sumber: www.olympic.org, www.ocasia.org, dan wikipedia
Sampai di sini, muncul pertanyaan, apa yang membuat Jepang, Korea Selatan, dan Cina cukup sering menjadi tuan rumah event olahraga skala besar? Jawaban untuk pertanyaan itu mungkin bisa dikaitkan dengan perjalanan ketiga negara Asia Timur tersebut.
Jepang, Pada saat menjadi tuan rumah Asian Games 1958 dan Olimpiade 1964, sedang menjalani masa-masa membangun negara pasca kalah perang di Perang Dunia II tahun 1945. Jadi, penyelenggaraan dua event olahraga skala besar itu berlangsung dalam kurun waktu 13 tahun dan 19 tahun pasca 1945. Korea Selatan, ketika menjadi tuan rumah Asian Games 1986 dan Olimpiade 1988, sedang melakukan pembangunan negara pasca lepas dari kekuasaan Jepang di tahun 1945 dan perang Korea di awal 1950an. Sebelum 1980an, Korea Selatan dikenal sebagai negara berkembang. Situasi yang tidak jauh berbeda dialami Cina. Pada saat menjadi tuan rumah Asian Games 1990, Cina sedang menjalani masa reformasi yang sudah berlangsung sejak diluncurkan oleh pemimpin Cina, Deng Xiaoping di akhir periode 1970an.
Pada umumnya, semua negara yang melakukan pembangunan akan menyusun perencanaan. Perencanaan ini terdiri dari program-program, pengerjaan, dan rentang waktu. Kemudian, secara bertahap dan berjenjang perencanaan itu dikembangkan. Jepang, Korea Selatan, dan Cina saat ini dikenal sebagai negara yang berhasil secara ekonomi. Jika sebuah negara berhasil secara ekonomi, tentunya negara itu menyusun perencanaan yang highly qualified.Dalam kaitannya dengan perencanaan yang highly qualified, Jepang, Korea Selatan, dan Cina, memasukkan event olahraga skala besar sebagai salah satu program strategis.