Bangunan tua tersebut kini sedikit di renovasi untuk dilestarikan sebagai bangunan museum Atsiri Indonesia. Lahan luas disekitar bangunan juga kini ditanami berbagai jenis tanaman berkhasiat obat yang dapat di buat sebagai minyak Etiris.
Kekayaan rempah Indonesia yang dahulu merupakan magnet penarik pedagang Gujarat datang berbisnis dengan masyarakat local, sebuah sejarah yang mengharumkan nama Nusantara. Pembangunan pabrik Citronella pada tahun 1960 an adalah bukti pemerintah Indonesia berencana untuk tidak hanya menjual bahan baku sebagai komoditi ekspor non migas melainkan berusaha bekerja sama dengan Negara Bulgaria membangun pabrik citronella oil agar menjadi penghasil barang jadi, yaitu minyak aromatik.
Dimanca negara, rempah merupakan bahan dasar produk kosmetik, parfum, obat-obatan dan bumbu masak. Sedangkan di Indonesia sendiri, rempah juga menjadi bagian dari alat pendukung acara kebudayaan dan adat istiadat. Tanaman rempah yang dapat menghasilkan essential oil diperkirakan ada hingga 150 hingga 200 species tanaman. Hasil penyulingan minyak atsiri sendiri biasanya dinamakan sesuai dengan bahan utamanya seperti; Minyak Adas, Minyak Cendana, Minyak bunga Cengkeh, Minyak daun Cengkeh, Minyak Kayu Putih, Minyak Mawar, Minyak Lawang, Minyak Nilam, Minyak Serai, Minyak Kayu Manis, Minyak Jeruk Perut, Minyak Pinus, Minyak Jahe dan lain sebagainya. Tanaman –tanaman inlah yang kembali ditanam disekitar pelataran bangunan museum Atsiri Indonesia.
Dimusium baru ini, pengunjung dapat melakukan penyulingan (direct steam distillation) minyak Atsiri. Ada 3 metode proses produksi minyak Atsiri. Yaitu pengempaan atau pressing, ekstraksi solvants extraction atau  dan penyulingan atau distillation. Penyulingan adalah proses yang biasa dipilih oleh masyarakat lokal. Proses penyulingan, atau destilating sendiri dapat dibagi menjadi 3 cara lagi yaitu, merebus, penguapan langsung, uap dan air. Barang barang peninggalan pabrik masih tetap ada dan dipajang untuk dilihat umum.
Untuk mempelajari dan mencari reverensi mengenai tanaman atau apapun yang berhubungan dengan minyak Atsiri, di musium Atsiri disediakan Perpustakaan. Perpustakaan ini untuk menghormati Prof. Harjono atas dedikasi beliau.
Posisi Musium yang teletak di kaki gunung Lawu sungguh sesuai untuk rekreasi sambil belajar. Ketinggian dan udara yang sejuk merupakan nilai plus untuk berlibur kesana menikmati tanaman obat yang ditanam disekitarnya. Untuk melepas lelah Musium juga menyediakan tempat beristirahat untuk melepas lelah dimana pengunjung dapat membeli oleh-oleh dan cindera mata.
Satu hal yang penting, siapa saja dapat mengunjungi musium ini karena musium dirancang juga untuk disabilitas. Jadi…. Ingin mencoba berbisnis rempah ? ingin belajar membuat minyak aromatik untuk bisnis ? ingin sekedar melepas stress di bawah kaki gunung Lawu? Ingin mempelajari arsitektur modern pada jaman pemerintahan Soekarno? Atau memang ingin mempelajari sejarah perdagangan rempah Indonesia? Datang saja ke Musium Atsiri Indonesia. Hubungi saja 62 271 697693 atau email info@rumahatsiri.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H