Mohon tunggu...
Moidina Sihite
Moidina Sihite Mohon Tunggu... -

http://moidina.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lantern Festival di Shandong

24 Februari 2013   13:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:46 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lantern Festival dirayakan setelah 15 hari lewat dari tahun baru Cina.  Artinya,  adalah pertengahan bulan dari awal tahun, dimana bulan purnama pertama muncul ditahun baru.

13617121641857540977
13617121641857540977
Pada perayaan Lantern Festival, banyak lampion (Lentera bertutupkan kain)  dilepaskan keudara bersama harapan dan doa yang dipanjatkan untuk menjalani tahun, yang baru saja dilewati selama 15 hari.
1361712389954391123
1361712389954391123
Ada banyak versi asal-usul dari festival Lantern ini. Salah satu asal usul festival lampion yang tak terlepas dari budaya dan kepercayaan., adalah yang dikaitkan dengan Taoisme. [caption id="attachment_245360" align="alignnone" width="300" caption="Lantern Festival,2013"]
1361713004125569443
1361713004125569443
[/caption] Tianguan adalah dewa Tao, yang berkuasa atas nasib baik.  Ia berulang tahun pada tanggal 15 di bulan pertama. Untuk menyenangkannya, dirayakanlah ulang tahun dewa ini dengan berbagai attraksi musik dan tari.  Berharap Tianguan memberikan nasib baik, doa dan harapan dilepaskan dalam lampion yang diterbangkan ke udara.
13617119271903287110
13617119271903287110
1361713559576916332
1361713559576916332
Makanan khas yg dimakan pada fersival Lantern adalah bola Tangyuan.  Di Indonesia disebut dengan ronde. Tanyuan dimakan panas-panas bersama keluarga. Tentu saja rasanya menjadi sangat enak karena setelah melepas Lampion ke udara dimalam yang dingin, makanan ini meghangatkan tubuh :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun