Mohon tunggu...
Moh Tamimi
Moh Tamimi Mohon Tunggu... Jurnalis - Satu cerita untuk semua

Mencari jejak, memahami makna.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Menulis

12 Agustus 2021   21:57 Diperbarui: 13 Agustus 2021   11:27 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bukan-bukan, melakukan perjalanan ke berbagai tempat bukan untuk gengsi-gengsian tetapi untuk semakin membuka cakrawala berpikir kita bahwa alam ini luas, banyak hal yang tidak diketahui. 

Semakin luas wawasan seseorang, biasanya pikirannya semakin terbuka terhadap berbagai perbedaan. Kita tidak hidup sendiri dalam dunia yang luas, bung!

Siapa di antara kalian yang sama denganku, sulit fokus pada satu hal, merasa cepat capek bila dibanding dengan teman-teman.

Saya kadang sempat berpikir, "Saya bukan pekerja keras," tapi kadang pula saya sangat ingin bekerja keras penuh kebahagiaan sebagaimana teman-temanku bekerja. Saya tidak tahu apakah para teman saya dan orang-orang yang saya ketahui itu benar-benar bahagia atau tidak.

Hal lain, juga seperti sulit jatuh cinta. Saya sangat sulit jatuh cinta sepenuhnya kepada seseorang, sejauh ini seperti itu, entah nanti. Baru saja mau mencoba mencintai seseorang, eh digebet orang lain duluan. Saya tidak merasa apes, atau kalah, dan sebagainya itu. Terasa biasa.

Namun saya tidak suka pada kebohongan, bila seseorang pernah berbohong pada saya, saya akan sangat sulit sekali percaya lagi padanya. Anehnya, saya mudah sekali percaya pada seseorang, bahkan mungkin pikiran saya terlalu positif terhadap orang lain, seperti tak punya rasa curiga. Curiga penting loh yaa.

Ketika saya pikir-pikir lagi, bila saya tidak memaafkan sama sekali orang yang berbuat salah pada saya, mungkin saya tidak akan punya banyak teman. Manusia tempat salah dan lupa.

Saya dan mungkin kalian semua hanya ingin bahagia. Standar kebahagiaan inilah yang berbeda di antara kita, apakah kita sudah merasa bahagia dengan hidup sederhana, atau kebahagiaan itu bisa kau dapat bila hidup glamour, bergelimang harta, punya barang-barang bagus, dan semacamnya.

Bahagia dengan kemiskinan, tidak banyak orang yang bisa seperti itu. Mungkin ada, tapi rasa-rasanya kok bukan maqomku yaa yang seperti itu. Orang-orang seperti itu hanya memburu kekayaan batin, ketenteraman batin adalah segalanya, mungkin begitu.

Bila kita balik, adakah orang merasa bahagia dengan gelimpangan harta tetapi miskin ketenangan hati? Terlihat bahagia banyak, benar-benar bahagia hanya karena punya harta, saya  belum mengetahui contohnya.

Saya sudah capek mengetik, tapi ingin terus rasanya menumpahkan segala kosa kota dalam kepala saya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun