Mohon tunggu...
Moh Tamimi
Moh Tamimi Mohon Tunggu... Jurnalis - Satu cerita untuk semua

Mencari jejak, memahami makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejak Hari Itu, Aku Tidak Lagi Mempercayainya (1)

19 Mei 2021   21:18 Diperbarui: 20 Mei 2021   18:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak hari itu, aku tidak lagi mempercayainya, pacarku, karena aku telah melihat dengan mata kepala sendiri ia berjalan berdua dengan seorang perempuan berambut sebahu, tinggi, dan berkulit putih di mall, sedangkan cincin pemberianku tidak terlihat di jari manisnya padahal cincin itu adalah cincin yang sama dengan cincin yang berada di jari manisku sebagai tanda bahwa kita telah terikat namun saat itu yang kulihat di jari manisnya adalah cincin yang berbeda dengan yang berada di jari manisku meskipun aku melihat berulang-ulang corak cincin di tanganku dan di tangannya tetapi tetap saja hasilnya sama, tidak pernah berubah karena aku awalnya menduga mungkin aku hanya salah lihat karena jarak pandang di antara kami yang tidak begitu dekat sehingga untuk meyakinkan hal itu saya menggunakan kamera hanphoneku yang canggih yang mampu memperbesar objek kamera sampai puluhan kali lipat, tentu itu semakin memperjelas kelakuan mereka, dan tampak di foto itu ia sedang merangkul perempuan itu dengan santainya dan begitu romantisnya sehingga membuat hatiku semakin terpukul seolah-seolah ia berkata pada perempuan itu, "Kaulah cintaku, satu-satunya dalam hidupku yang tidak akan pernah kutinggalkan selamanya," persis seperti yang ia katakan padaku tempo hari dengan manis dan meyakinkan sehingga hatiku luluh dan merasa bahwa aku adalah orang yang paling beruntung di dunia ini, karena akan menjadi kekasihnya yang abadi sampai akhir hayat, dan seketika itu juga pikiranku melayang ke mana-mana: ia menikah denganku, kita memiliki anak kembar laki-laki dan perempuan, hidup bahagia, dan mempunyai pendidikan yang tinggi sehingga semakin meningkatkan status sosial keluarga kami suatu hari nanti; namun kini aku telah dibuatnya kecewa dan tidak bisa lagi mempercayainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun