Mohon tunggu...
Mohammad syaripudin
Mohammad syaripudin Mohon Tunggu... -

Saya cinta buku dan sukanya nulis catatan harian.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemanakah Kalian?

28 April 2014   21:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami dikatakan pemberontak

Kami dihina karena tidak pernah kuliah

Sampai - sampai kami tidak lanjut disemseter berikutnya.

Apa salah kami?

Apa dosa kami?

Kami kesini hanya untuk belajar, bukan untuk memberontak.

Apakah kami pantas disebut pemberontak?

Kami hanya manusia biasa, mahasiswa bodoh dan manusia kecil.

Tapi kami punya hak untuk bertanya.

Apa yang salah, kami tanya.

Apa yang keliru. kami tegur.

Apakah kami salah untuk bertanya dan menegur orang tua kami?

Apakah orang tua kami yang ada dikampus ini adalah Tuhan, Dewa yang selalu benar dalam segala hal.

Kalian juga manusia yang pantas menerima kritik dan saran.

Tapi mengapa kami selalu salah dalam segala hal.

Kami ingin beri saran, kalian tolak.

Kami ingin beri teguran, kalian laknat.

Kami mahasiswa yang ingin belajar bukan ingin memberontak.

Kami ingin tahu, tapi kalian menginginkan kami tidak tahu.

Kami tahu kalian adalah orang tua kami dikampus ini, dikampus tercinta.

Tapi kalian tidak mau, kami menjadi anak kalian.

Kalian tidak mau, kami mencintai kampus ini.

Kami kesepian disudut kampus.

Kami rindukan dekapan orang tua dikampus ini.

Kalian terlalu sibuk mengurusi jadwal tiap harinya.

Kalau mahasiswa kalian tidak masuk, kalian apatis karena gajian akan tiba.

Untuk apa mengurusi mahasiswa yang bandel, toh gaji lancar juga.

Hey...

Apakah kalian mahasiswa?

Apakah hidup kalian hanya uang saja?

Kami bukan benda mati, kami hidup dan merasa.

Bukankah kalian yang mengajarkan apa arti hidup, persahabatan, dan kekeluargaan.

Ataukah keluarga kalian adalah petinggi - petinggi kampus ini.

Dan kami hanyalah keluarga tiri yang tak pantas kalian sayangi dan ayomi.

Kami butuh kalian, kalian butuh kami.

Apakah kalian tidak sadar, mengapa mahasiswa baru tiap tahun selalu surut.

Surut kemana surut kepantai bro.

Kalian tidak rasa, mengapa banyak mahasiswa yang selalu membisik telinga satu ke telinga lainnya.

Mengapa? Karena kalian telah menjauh dari kami dan kami merasa sunyi atas dekapanmu.

Hanya satu solusinya.

Kalian dan kami menjadi satu.

Makassar, 25 September 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun