Sebelumnya, Bologna Children's Book Fair (Maret 2022) dan London Book Fair (April 2022) digelar tanpa kehadiran penerbit dari Rusia. Bahkan, Institut Buku Ukraina menyerukan boikot atas semua produk budaya Rusia, terutama buku.
Sangat disayangkan, praktisi perbukuan di Eropa malah ikut berkonflik. Rasa cinta yang sama terhadap buku seharusnya membuat mereka semata-mata menentang perang, tanpa perlu memboikot semua penerbit dan buku dari Rusia. Pelarangan seperti itu hanya mempersulit orang yang sama-sama mencintai buku dan hidup dari buku.
Boikot terhadap semua penerbit buku Rusia di kancah perbukuan Eropa bisa dibilang reaksi berlebihan. Belum tentu mereka mendukung serangan negara mereka ke Ukraina. Belum tentu juga buku-buku yang mereka terbitkan mengandung unsur kebencian dan anti-Ukraina.
Di sisi lain, serangan militer Rusia yang menghancurkan banyak perpustakaan di Ukraina jelas-jelas merupakan kesalahan besar.Â
Lebih buruk daripada itu, karena pada setiap lembar halamannya mengalir berjuta cahaya, sebagaimana dinyanyikan kelompok musik Efek Rumah Kaca, pelarangan dan penghancuran buku akibat konflik Rusia-Ukraina, dan konflik lain, sama dengan kemunduran jutaan langkah menuju kegelapan. Negara tanpa buku ibarat rumah tanpa jendela: sulit dimasuki cahaya.
Mohammad Sidik Nugraha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H