Abnormal, seringkali seseorang menyebut kata tersebut. Hubungannya dengan psikologi sepertinya sangat terlihat ya sahabat. Tidak selamanya orang psikologi menangani orang normal yang terkadang butuh konsultasi, namun seringkali bahkan lebih sering orang psikologi menangani orang-orang yang berpredikat abnormal.
Dalam psikologi tepatnya pada psikologi klinis, normal dan abnormal sangat dibicarakan penting. Apakah normal dan abnormal itu? Bagimana seseorang itu dikatakan normal atau abnormal? Mari deh ya kita bahas disini ...
Pertama dari artinya dulu ya, normal itu berarti sehat dan tepat pada tempatnya sahabat. Sedangkan abnormal itu artinya menyimpang, tidak sesuai pada tempatnya, bahkan bisa dikatakan tidak sehat. Biasanya yang menyimpang tersebut jauh dari batas normal yang sesungguhnya.
Tingkah laku seseorang dibahas banget dalam normal atau abnormal di psikologi klinis. Seseorang yang normal akan terlihat sehat dan tidak nampak akan adanya tekanan pada dirinya. Sedangkan seseorang yang abnormal itu akan terlihat seperti sedang tertekan keadaan psikis maupun fisiknya, semacam tidak sehat begitu lah.
Apa dong hubungannya dengan tingkah laku? Seseorang yang normal pasti aku bertingkah laku sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan, berbeda dengan seseorang yang berada pada tahap abnormal, mereka terkadang melakukan sesuatu yang terkadang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan, itu bisa berasal dari berbagai faktor penyebab.
Dalam membuat pedoman mengenai normalitas seseorang, sebuah buku menyebutkan terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang menegakkan pedoman-pedoman normative yang tidak berdasarkan perhitungan atau pemikiran awam, tetapi atas observasi empiric pada tipe-tipe ideal. Sedangkan pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang didasarkan oleh sering atau tidaknya sesuatu terjadi, yang diperkirakan secara subjektif mengikuti pemikiran awam.
Ada 4 aspek untuk mengetahui normal tidaknya seseorang, yaitu daya integrasi, ada tidaknya simtom gangguan, kriteria psikoanalisis, dan determinan sosio-kultural. Itu menurut stern sahabat. Sedangkan kalau menurut Gladstone (1978), terdapat 7 aspek yang merupakan tingkah laku penyesuaian diri yaitu: ketegangan, suasana hati, pemikiran, kegiatan, organisasi diri, hubungan antarmanusia, dan keadaan fisik.Dan tiap-tiap aspek memiliki kriteeria tingkah laku yang dijadikan pegangan penilaian normalnya penyesuaian, ada 5 tingkatan yaitu: penyesuaian diri yang normal, penyesuaian darurat, penyesuaian neurotik, kepribadian atau karakter neurotik, dan gangguan berat.
Itu tadi sekilas ilmu yang bisa saya bagi sahabat. Semoga bermanfaat ya .. Pesan saya jangan asal nyebut orang itu abnormal, harus hati-hati. Kali aja kepribadian orang itu memang unik bukan abnormal hehe ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H