Mohon tunggu...
Moh Saiful Hakiki
Moh Saiful Hakiki Mohon Tunggu... Dosen - Prodi S1 Manajemen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA)

Lulusan dari S1 Arsitektur ITS dan S2 Manajemen Proyek ITS. Bidang konsentrasi Collaborative Working dan Manajemen Keuangan. Juga memiliki pengalaman praktisi di bidang Desain Arsitektur dan Supervisi Proyek Arsitektur.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Implementasi Etika Bisnis sebagai Bagian dari Strategi Keberhasilan Usaha

20 Maret 2023   08:03 Diperbarui: 24 Maret 2023   09:48 2615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunci Kesuksesan Usaha (Image by GuHyeok Jeong from Pixabay)

Judul: Penerapan Etika Bisnis Islam dan Dampaknya terhadap Kemajuan Bisnis Industri Rumah Tangga

Journal of Islamic Economics Lariba, Vol 2(1) oleh Sampurno, 2016

Metode Penelitian: Deskriptif Kualitatif

Hasil Penelitian di antaranya:

  • Penerapan etika bisnis Islam menghasilkan dampak yang positif bagi seluruh proses operasional bisnis industri rumah tangga yang diamati dalam penelitian ini.
  • Dampak positif terlihat dari hasil analisis terhadap beberapa aspek yaitu aspek pemasaran, manajemen dan SDM, hukum, sosial, dampak lingkungan, dan aspek finansial.

Pembahasan
Pembahasan tentang urgensi dari penerapan etika bisnis dalam menentukan keberhasilan perusahaan secara singkat meliputi: pentingnya etika bisnis bagi keberlangsungan suatu perusahaan secara jangka pendek maupun jangka panjang, peran etika bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan, dan critical thinking mengenai perkembangan etika bisnis ke depan, yang diuraikan secara singkat berikut ini:


Pentingnya Etika Bisnis bagi Keberlangsungan Perusahaan secara Jangka Panjang
Sesuai pernyataan Hasoloan (2018), dampak positif dari diterapkannya etika bisnis tidak diperoleh pada jangka pendek, melainkan sebuah investasi jangka panjang. Hal tersebut dikarenakan bahwa perusahaan yang menerapkan etika bisnis membangun kepercayaan dari lingkungan bisnisnya secara perlahan dari waktu ke waktu. Dan juga, lingkungan bisnis yang tidak sehat tidak bisa survive dalam jangka panjang, kecuali terdapat kemauan dari elemen-elemen lingkungan bisnis tersebut untuk melakukan perbaikan.
Dalam penelitian Rahmadania (2020), dinyatakan bahwa perusahaan yang menjadi obyek penelitian berpandangan bahwa akan terjadi pelanggaran-pelanggaran yang berdampak buruk apabila etika bisnis tidak diterapkan. Etika bisnis dilakukan  dalam  segala  aspek pekerjaan sehingga dapat mempengaruhi  reputasi perusahaan, baik dalam lingkungan internal maupun eksternal.
Pada penelitian Susandy & Ramdhan (2015), disampaikan bahwa terdapat tantangan-tantangan dalam kehidupan bisnis yang perlu dihadapi secara konsisten dalam upaya mengatasi isu-isu yang dihadapi masyarakat, di antaranya kerapuhan lingkungan dan kesulitan keuangan. Hal inilah yang menyebabkan diterapkannya etika bisnis dalam strategi perusahaan membutuhkan waktu jangka panjang untuk bisa diperoleh dampak positifnya. Bahkan terdapat gap antara sesuatu yang dianggap baik oleh perusahaan dengan pandangan pihak eksternal yang mungkin menganggap kebijakan perusahaan tidaklah baik. Hal ini membutuhkan waktu untuk kebaikan tersebut bisa dilihat oleh pihak eksternal.
Selain itu, dalam membangun budaya perusahaan secara internal, bisa juga mendapat tantangan dari pihak internal sehingga membutuhkan proses juga untuk meyakinkan pihak internal tersebut.
Namun, terdapat optimisme bahwa dengan kemajuan teknologi, peluang untuk memasukkan unsur etika bisnis di dalam strategi bisnis perusahaan menjadi semakin meningkat (Susandy & Ramdhan, 2015).

Etika Bisnis sebagai Penentu Keberhasilan Perusahaan secara Jangka Pendek 

Berdasarkan pernyataan Anindya (2017) dan Sampurno (2016), diterapkannya etika bisnis Islam di dalam usaha, khususnya usaha industri rumah tangga dan industri desa, berpengaruh secara jangka pendek terhadap keuntungan finansial usaha.
Etika bisnis yang diterapkan di dalam penelitian Anindya (2017) dan Sampurno (2016) adalah etika bisnis Islam di mana nilai-nilai moral atau akhlak pelaku wirausaha di dalam menjalankan kegiatan usahanya berpedoman pada prinsip-prinsip Al-Quran dan Sunnah Rasul, di antaranya kejujuran, keadilan, menjual barang/jasa yang halal, menjual barang yang bermutu baik, tidak menyembunyikan kecacatan dari suatu barang, tidak mudah bersumpah, murah hati, tidak bersikap bersaing dengan sesama pelaku usaha, melakukan pencatatan terhadap hutang dan piutang, serta tidak mengambil riba.
Hal ini sesuai dengan peran Nabi Muhammad SAW yang telah membangun sistem ekonomi mikro dengan cara-cara menjalin kerjasama bisnis, membangkitkan semangat/kemauan untuk berwirausaha, mendirikan pasar, dan menetapkan prinsip-prinsip etika bisnis (Sidik, 2020).
Sementara indikator keberhasilan/kemajuan usaha menurut Sampurno (2016) meliputi aspek pemasaran, manajemen dan SDM, hukum, sosial, dampak lingkungan, dan finansial. Tidak berbeda dengan pernyataan Kristianto (2010) tentang etika bisnis yang perlu diterapkan oleh perusahaan yang meliputi etika dalam hal keuangan, etika dalam hal manajemen SDM, etika dalam hal pemasaran, etika di dalam proses produksi dan etika dalam hal teknologi.

Peran Budaya dan Etika Bisnis secara Internal Akan Meningkatkan Kualitas SDM dan Kualitas Pekerjaan 

Di dalam studi kasus perusahaan produsen mobil Nissan dalam Hazmi et al (2016), diterapkannya budaya baik dan etika secara internal dapat meningkatkan kualitas SDM  perusahaan, sehingga dari SDM yang baik, akan dihasilkan kebijakan dan kinerja yang baik. Dari studi kasus Nissan, diterapkannya budaya baik dan etika bisnis secara internal juga dapat berpengaruh pada kemajuan perusahaan dan peningkatan penjualan.
SDM yang dapat bekerja secara lintas fungsi dan lintas budaya serta bersikap transparan akan mampu bekerja secara efektif. Budaya menyusun struktur organisasi ramping, hemat, dan memiliki pola pikir kompetitif diharapkan efektif dalam kinerja perusahaan dan juga membuat perusahaan memiliki kemampuan untuk bersaing.
SDM internal yang termotivasi, berkomitmen, memiliki target, terukur, dan siap menghadapi tantangan akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan.

Peran Etika Bisnis secara Eksternal Dapat Menumbuhkan Lingkungan Bisnis yang Sehat 
Peran stakeholder (lingkungan bisnis) terhadap keberhasilan dalam berbisnis sangatlah penting. Hubungan dengan stakeholder dalam etika bisnis perlu dibina terus agar rekan bisnis dapat menjadi partner kerja yang setia dan diharapkan tumbuh lingkungan bisnis yang sehat dalam waktu jangka panjang (Sidik, 2020).
Sesuai dengan pernyataan Muslim (2017), bahwa bisnis bukan hanya transaksi, namun juga perlu terdapat rasa saling percaya dari pihak-pihak yang terlibat di dalam proses transaksi tersebut. Selain itu, perilaku tidak etis merupakan penyebab dari ekonomi berbiaya tinggi. Kesadaran akan etika dan tujuan baik merupakan pondasi yang perlu untuk dimiliki oleh pelaku bisnis, karena bisnis yang beretika dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan juga masyarakat.
Penerapan etika bisnis juga memiliki pengaruh bagi peningkatan kepuasan pelanggan (Fauzan & Nuryana, 2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun