Mohon tunggu...
mohrizalky
mohrizalky Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Tadris Matematika UIN MALIKI Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Sekadar Guru Matematika Biasa

23 Maret 2019   17:06 Diperbarui: 23 Maret 2019   17:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berprofesi menjadi seorang guru, hmm!. Menjadi seorang guru sampai saat ini adalah harapan dan cita-cita dari sebagian besar anak Indonesia, bukan hanya anak saja, tetapi juga orang tua kebanyakan menginginkan anakanya kelak nanti akan berprofesi menjadai seorang guru.

Nah, sampai di masa perkuliahan, pada jurusan tertentu terdapat banyak sekali peminat, salah satuya adalah pendidikan matematika. Bukan karena apa, sampai sekarang ini masih banyak siswa bahkan orang tua akan mempunyai kebanggaan lebih jika masuk jurusan yang berbau eksak, salah satunya matematika, tapi memang tidak bisa dijadikan patokan sih, alasan lain bisa jadi siswa  benar-benar mempunyai minat dan penguasaan di jurusan yang dipilihnya tersebut.

Sebenarnya banyak sekali jurusan keguruan yang sekarang ini ditawarkan oleh perguruan tinggi swasta atau negeri, mulai dari keahlian, kebahasaan, sosial maupun saintek. Pendidikan Matematika merupakan jurusan favorit dibanyak kampus-kampus besar di Indonesia misalnya saja UM, UNESA dan UPI. Dilanasir dari website resmi UM, sebagai kampus dengan julukan The Learning University, bahwa peminat di jurusan Pendidikan Matematika UM melalui jalur SNMPTN pada tahun 2018 mencapai 1.195 walaupun dengan daya tampung hanya 60 kursi. Itu belum termasuk di jurusan dan kampus yang lain.

Baiklah, berbicara mengenai Jurusan Pendidikan Matematika dengan lulusannya sebagai tenaga pengajar ahli dibidang matematika. Dulu, penulis masih ingat, ada anggapan bahwa guru yang paling ditakuti dan yang paling galak salah satunya adalah guru matematika serta anggapan-anggapan buruk lain. Dan juga penulis seringkali mendengar bahwa banyak siswa/siswi malas untuk belajar matematika dikarenakan gurunya, sehingga lama-kelamaan hal ini yang membuat seorang siswa bukan hanya tidak menyukai gurunya malainkan juga mata pelajarannya, tidak salah memang karena seringkali banyak orang yang mengutarakan hal yang sama kepada penulis.

Tetapi, anggapan ini lambat laun sudah mulai luntur dengan semakin diperbaharuinya sistem Kurikulum Pendidikan. Karena guru dimasa sekarang ketika mengajar dituntut untuk bisa menerapkan metode belajar yang tepat dan sesuai dengan keadaan murid dikelasnya, sehingga mata pelajaran yang sesulit apapun seperti matematika dapat mudah diterima dan dipahami siswa. Metode pembelajarannya dituntut untuk bervariasi dan menyenangkan sehingga suasana pembelajaran dikelas tidak akan sepi, misalnya dengan permainan, ekspolasi dan belajar di alam.

https://steemkr.com/education
https://steemkr.com/education
Bagaimana Menjadi Guru Matematika yang Menyenangkan

Telah kita ketahui bahwa peminat Jurusan Pendidikan Matematika sangat banyak yang berkibat lulusannya banyak pula, lalu apa sih yang bisa membedakan kita atau membuat kita bisa lebih dari lulusan yang lain. Berikut beberapa tipsnya:

1.) Mengenal siswanya lebih dekat

Pertemuan pertama pembelajaran adalah kesempatan yang paling besar untuk membuat keakraban dengan siswa terjalin dengan mudah, kerena benar bahwa kesan pertama mempengaruhi hasil selanjutnya. Jadi, pada kesempatan ini guru dapat membuat kesan bahwa seorang guru matematika tidaklah menakutkan justru menyenagkan dan bersahabat.

2.) Menghapal Nama Siswa

Terkadang siswa beranggapan bahwa pembelajaran akan membosankan jika ia merasa sudah tidak bisa serta sang guru kurang bersahabat. Nah, dengan cara menghapal semua nama siswanya, merupakan cara yang sederhana tetapi akan memberikan dampak cukup signifikan, karena apa?. Jika siswa yang kurang mampu menguasai pelajaran, tetapi ia merasa bahwa dianggap dan dikenal oleh sang guru, dengan kata lain tidak ada rasa canggung, takut atau sungkan lagi untuk bertanya kepada sang guru.

https://www.sekolahdasar.net/
https://www.sekolahdasar.net/
3.) Humor

Belajar matematika atau ilmu eksak lain terkadang membutuhkan perhitungan yang banyak dan menuntut untuk teliti, pastinya akan lebih menguras energi siswa terlebih lagi setelah panjang lebar menghitung tetapi hasil yang ada kurang sesuai biasanya akan membuat semangat menurun. Saat seperti ini candaan untuk mencairkan suasana sangat bermanfaat untuk menurunkan ketegangan dan kejenuhan siswa.

4.) Proaktif

Menjadi guru yang proaktif adalah cara yang bisa digunakan untuk membuat kelas menjadi tidak sepi, tentunya siswa sudah aktif dikelas akan terpancing untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran dikelas, selanjunya akan memberi dampak kepada siwa lain . Tidak hanya dalam kelas saja, guru dapat menanyakan perkembangan belajar siswa sebelum dan sesudah dikelas, dapat juga mengatur jadwal belajar diluar jam sekolah. Dengan tujuan utama agar pembelajaran tersampaikan dengan maksimal.

5.) Kembali ke Tujuan Awal

Menjadi seorang guru dengan tugas utamanya adalah mendidik. Dengan ini harus disadari bahwa menjadi seorang guru bukanlah mencetak siswa untuk sesuai dengan tuntutan pembelajaran, melainkan untuk membantu siswa dalam belajar sesuai dengan tujuan sesuai dengan tujuan Negara dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi "...mencerdaskan kehidupan bangsa...".  Jadi apapun itu haruslah didasarkan bahwa guru termasuk pihak/ stakeholder dalam menceraskan kehidupan bangsa.

Menjadi seorang guru adalah sebuah profesi yang mulia, guru adalah salah satu sosok penentu siswa dalam mengukir masa depan dan cita-citanya kelak. Tetapi harus tetap disadari bahwa seorang guru juga tetap manusia biasa yang tatap saja bisa melakukan kesalahan, maka apapun itu menjadi bijaksana adalah sikap yang tepat dan seharusnya dimiliki oleh semua pihak, baik guru sendiri, kepala sekolah mupun orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun