Mohon tunggu...
Moh. Rizal Fauzi Hamzah
Moh. Rizal Fauzi Hamzah Mohon Tunggu... Lainnya - -

Seorang wayang yang ingin hidup bebas, namun teratur dan bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mampukah Steward di Liga 1 Memberikan Keamanan dalam Pertandingan?

9 Oktober 2023   06:38 Diperbarui: 24 September 2024   11:59 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pertandingan sepak bola pada final era perserikatan tahun 1985 antara Persib vs PSMS. Sumber: Tabloid Bola via kompas.com

Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer dan digemari di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada tahun 2022 yang memperlihatkan bahwa sepak bola berada diurutan pertama sebagai olahraga yang paling disukai oleh masyarakat Indonesia.

Bahkan bukan hanya di Indonesia, sepak bola juga menjadi olahraga terpopuler di dunia. Diperkirakan ada 4 miliar orang yang menggemari sepak bola (World Atlas, 2020).

Dengan begitu banyaknya penggemar sepak bola, maka tak mengherankan apabila stadion sepak bola selalu ramai dihadiri oleh penonton. Apalagi jika terdapat pertandingan besar.

Antusiasme penonton akan pertandingan sepak bola sangat besar. Sehingga terkadang tribun penonton tidak sanggup menampung banyaknya penonton yang hadir ke stadion.

Seperti saat pertandingan antara Persib Bandung vs PSMS Medan pada final perserikatan tahun 1985 di SUGBK. Stadion yang saat itu berkapasitas 110.000 penonton, dihadiri oleh kurang lebih 150.000 penonton.

Sehingga banyak penonton yang menyaksikan pertandingan ini di pinggir lapangan. Meskipun begitu, pertandingan ini tetap berjalan dengan aman dan lancar.

Suasana pertandingan sepak bola pada final era perserikatan tahun 1985 antara Persib vs PSMS. Sumber: Tabloid Bola via kompas.com
Suasana pertandingan sepak bola pada final era perserikatan tahun 1985 antara Persib vs PSMS. Sumber: Tabloid Bola via kompas.com

Pertandingan sepak bola yang seharusnya bisa menjadi hiburan, terkadang malah menimbulkan kerusuhan yang berujung maut. Seperti saat Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang setahun yang lalu.

Mirisnya saat Tragedi Kanjuruhan, kerusuhan justru terjadi antara penonton dengan aparat keamanan TNI/Polri. Hal ini tentu dapat menjadi trauma bagi para penonton pertandingan sepak bola terhadap aparat keamanan tersebut.

Adanya steward dalam pertandingan sepak bola di Indonesia diharapkan bisa menjadi solusi dalam mengobati perasaan trauma penonton terhadap aparat keamanan. Selain itu, diharapkan bisa menjaga keamanan dalam pertandingan sepak bola.

Steward Liga Indonesia memang sudah seharusnya diterapkan, terutama pada pertandingan-pertandingan Liga 1. Pada kompetisi tertinggi sepak bola tanah air ini banyak diikuti oleh tim-tim besar, sehingga pertandingan bertajuk big match sering terjadi.

Ketika masih menjadi mahasiswa, saya pernah menjadi petugas keamanan dalam pertandingan sepak bola Liga Mahasiswa tahun 2017. Saat itu kompetisinya bernama Torabika Campus Cup yang diikuti oleh 80 kampus di Indonesia.

Saat menjadi mahasiswa, saya aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa). Sehingga saya selalu dilibatkan dalam keamanan berbagai kegiatan di kampus.

Potret petugas keamanan (Menwa) dalam Torabika Campus Cup 2017. Sumber: Dokumen Menwa Batalyon II Unpad/Staf Teritorial.
Potret petugas keamanan (Menwa) dalam Torabika Campus Cup 2017. Sumber: Dokumen Menwa Batalyon II Unpad/Staf Teritorial.

Berbekal pengalaman dan informasi yang didapatkan dari berbagai sumber, inilah beberapa hal yang perlu dimiliki oleh steward dalam pertandingan sepak bola.

1. Paham Tupoksi Steward

Memahami tugas pokok dan fungsi (tupoksi) merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh steward. Karena ini akan menjadi landasan bagaimana steward bertindak di lapangan.

FIFA sebagai organisasi tertinggi sepak bola dunia telah mengatur tupoksi steward yang tercantum dalam Stadium Safety and Security Regulations. Selain itu, tupoksi steward juga sudah tertuang dalam Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI tahun 2021.

Dari kedua regulasi tersebut, intinya hampir sama. Steward harus mampu menjaga keamanan dan keselamatan semua orang yang ada di stadion terutama para penonton.

2. Bersikap Humanis

Dengan adanya Tragedi Kanjuruhan tahun lalu, mungkin itu bisa mengakibatkan para penonton takut terhadap TNI/Polri. Jika sudah memiliki rasa takut, maka tidak akan ada kenyamanan dalam menonton pertandingan sepak bola.

Ketika saya membaca kisah-kisah para penyintas Tragedi Kanjuruhan, tidak sedikit yang merasa trauma. Sehingga mereka tidak mau lagi menonton pertandingan sepak bola di stadion.

Steward merupakan warga sipil, bukan militer. Meskipun jika diperlukan, anggota militer bisa menjadi steward. Tapi mereka hanya memakai pakaian yang dilengkapi dengan rompi bertuliskan "steward", sehingga hanya akan tampak seperti warga sipil biasa.

Petugas keamanan yang berpakaian militer dengan yang berpakaian biasa saja tentu akan memberikan kesan yang berbeda. Kita akan merasa takut dan segan dengan petugas keamanan yang berseragam militer, tapi tidak dengan petugas keamanan yang berpakaian biasa saja seperti steward.

Maka dari itu, keberadaan steward juga diharapkan bisa memberikan kenyamanan untuk para penonton. Steward harus bersikap humanis, agar kenyamanan dalam menonton pertandingan sepak bola bisa benar-benar terwujud.

Steward harus bisa berkomunikasi secara baik dengan penonton. Jangan kaku dengan diam saja, tapi harus selalu memperhatikan sekitar. Jangan ragu untuk membantu penonton yang kesulitan mencari tempat duduk, atau kebingungan mencari toilet.

3. Paham Mitigasi Bencana

Keberadaan steward sangat dekat dengan penonton. Sehingga jika ada sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, steward harus bisa mengatasinya. Termasuk jika terjadi bencana.

Pemahaman mitigasi bencana untuk steward sangat penting. Steward harus mengetahui potensi bencana apa saja yang mungkin terjadi dalam stadion. Sehingga bisa melakukan upaya pencegahan maupun penanganan apabila bencana itu terjadi.

Steward harus mengetahui struktur bangunan stadion. Tidak perlu mendetail, cukup dengan mengetahui dimana titik kumpul hingga jalur evakuasi jika terjadi bencana. Pastikan pula bahwa jalur evakuasi tidak ada hambatan.

Informasi mengenai mitigasi bencana harus selalu diinformasikan kepada para penonton. Steward yang posisinya dekat dengan penonton harus melakukan itu. Karena memberikan informasi mitigasi bencana melalui pengeras suara stadion tidak akan cukup.

Tidak sedikit penonton yang tidak memperhatikan bahkan tidak mendengar informasi yang disampaikan melalui pengeras suara di stadion karena suasana stadion yang ramai dan berisik.

Dengan demikian, meskipun terjadi bencana penanganannya bisa berjalan aman dan tertib. Tidak perlu ada lagi cerita penonton yang terinjak-injak saat melakukan evakuasi.

4. Paham BHD dan Keslap

Meskipun jika terjadi masalah kesehatan dapat ditangani oleh tim medis, tapi bagimana jika yang mengalami masalah tersebut banyak?

Seperti saat Tragedi Kanjuruhan ketika aparat keamanan menembakan gas air mata ke tribune penonton yang mengakibatkan penonton sulit bernafas dan mata perih. Tim medis tentunya akan kesulitan untuk menanganinya.

Maka dari itu, steward juga harus dibekali dengan pemahaman Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan kesehatan lapangan (keslap). Steward yang posisinya lebih dekat dengan penonton harus bisa memberikan pertolongan pertama kepada penonton yang mengalami masalah kesehatan. Sehingga risiko terjadinya korban jiwa dapat diminimalisir.

Baca juga: Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan: Belum Tuntas, Keluarga Korban Masih Mencari Keadilan

Pada akhirnya, menciptakan keamanan, keselamatan, hingga kenyamanan saat menonton pertandingan sepak bola tidak cukup dilakukan oleh steward saja. Perlu adanya kerja sama setiap elemen yang ada di dalam stadion.

Kedewasaan penonton juga sangat penting. Jangan sampai penonton melakukan tindakan-tindakan yang dapat memicu kerusuhan.

Saat ini, PSSI dan PT LIB selaku operator liga Indonesia menerapkan aturan pelarangan suporter tim tamu hadir ke stadion. Meskipun begitu, masih saja ada kerusuhan yang dilakukan penonton.

Bukan hanya penonton, tapi pemain, pelatih, hingga wasit juga bisa menjadi pemicu terjadinya kerusuhan. Sehingga pemain jangan sampai melakukan tindakan provokatif. 

Wasit juga jangan sampai memberikan keputusan yang kontroversial saat memimpin laga. Itu semua bisa memancing kemarahan para penonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun