Mohon tunggu...
Moh rahman Hakim
Moh rahman Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

budaya kerapan sapi madura: Tradisi lomba adu kekuatan dan kecepatan

30 November 2024   16:31 Diperbarui: 30 November 2024   16:31 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Kerapan Sapi Madura: Tradisi Lomba Adu Kekuatan dan Kecepatan

Pengertian Kerapan Sapi Kerapan Sapi adalah salah satu tradisi budaya yang paling terkenal dari Madura, Jawa Timur. Kerapan sapi adalah lomba pacuan sapi yang diadakan di tanah lapang, di mana dua ekor sapi yang terikat pada sebuah pasangan kayu panjang (disebut pasek) akan dituntun untuk berlari secepat mungkin oleh seorang pengemudi yang berdiri di atas pasek tersebut. Lomba ini merupakan simbol kekuatan, kecepatan, dan ketangkasan sapi serta keterampilan pengemudinya.

Asal Usul dan Sejarah Kerapan Sapi Tradisi Kerapan Sapi bermula dari kehidupan masyarakat Madura yang agraris. Pada awalnya, lomba ini dilakukan sebagai bentuk hiburan setelah musim panen, dan juga sebagai cara untuk menunjukkan kekuatan dan ketangkasan sapi-sapi yang digunakan dalam aktivitas pertanian. Seiring berjalannya waktu, Kerapan Sapi berkembang menjadi ajang kompetisi yang lebih formal dan menarik perhatian banyak orang, tidak hanya di Madura, tetapi juga di luar pulau.

Kerapan Sapi juga memiliki akar yang kuat dalam budaya agraris masyarakat Madura, di mana sapi dianggap sebagai simbol status dan kekayaan. Oleh karena itu, lomba ini tidak hanya sekadar pertandingan, tetapi juga merupakan ajang untuk menunjukkan prestise sosial di kalangan petani dan pemilik sapi.

Pelaksanaan dan Aturan Lomba Kerapan Sapi biasanya diadakan di lapangan terbuka atau area luas yang disebut arena kerapan. Setiap peserta, yang merupakan pemilik sapi, akan menyiapkan sepasang sapi yang terlatih dan siap berlomba. Sapi tersebut dipasangkan dengan pasek, sebuah alat yang menghubungkan sapi-sapi itu. Seorang pengemudi yang disebut jukir akan berdiri di atas pasek, mengendalikan sapi-sapi tersebut dengan tali yang terikat pada hidung sapi.

Lomba dimulai dengan kedua sapi dipacu untuk berlari sejauh beberapa ratus meter, dan sapi yang pertama kali melintasi garis finish dinyatakan sebagai pemenang. Selain kecepatan, ketangkasan pengemudi dalam mengendalikan sapi dan memastikan sapi tetap berada di jalur yang benar juga menjadi faktor penting dalam kemenangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun