Pada abad ke-21, terorisme telah menjadi ancaman yang sangat nyata dalam sistem politik nasional, regional dan internasional. Tidak peduli apakah itu negara maju atau berkembang, tidak ada negara yang kebal dari ancaman terorisme. Perubahan luar biasa dalam kehidupan masyarakat berdampak pada proses transformasi dan perubahan lanskap politik global. Di satu sisi, ada riak demokrasi yang mengedepankan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan.
Di Indonesia, Radikalisme dan terorisme selalu menjadi topik pemberitaan dan selalu digaungkan oleh publik, padahal Indonesia sendiri merupakan negara yang majemuk yang di dalamnya terdapat keberagaman dan pembangunan yang berkelanjutan.
Keberagaman bangsa Indonesia dapat dilihat dari berbagai ras, ras, budaya bahkan kepercayaan agama bangsa Indonesia. Keberagaman ini memberikan bonus bagi Indonesia. Namun di sisi lain, faktor-faktor rangkap tersebut berdampak, yaitu sering terjadi gesekan. Salah satu friksi yang sering terjadi adalah friksi antar agama yang berbeda, bahkan friksi antar agama internal.
Jika memperhatikan agama, sebenarnya ada fenomena menarik dalam relasi antar umat beragama di Indonesia. Fenomena menarik yang sering terjadi adalah bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia selalu mengkondisikan hubungannya dengan mayoritas dan minoritas, sehingga pada beberapa orang belakangan ini radikalisme, terorisme, atau kekerasan agama cenderung meningkat, atau setidaknya berkembang dalam satu tahun .Â
Meningkatnya radikalisme agama di Indonesia seringkali dilandasi oleh pemahaman tentang agama, khususnya bagi umat Islam.
Konflik pemahaman agama telah menjadi ciri paradigma terorisme dan radikalisme, yang sangat merusak di sebagian besar negara, yaitu seluruh penduduk dunia. Serangkaian tindakan yang diambil menjadi catatan publik, dan prosesnya perlu diperiksa dengan cermat. Dengan cara ini, semua pemangku kepentingan, terutama pemerintah, dapat mengambil segala tindakan dengan benar.
Gambaran Umum
Radikalisme berasal dari bahasa Latin radix, yang berarti akar. Ini berarti memikirkan secara mendalam tentang fundamental. Radikalisme muncul pada akhir abad ke-18 dan merupakan pendukung gerakan radikal.
Radikalisme adalah pemahaman tentang akar penyebab kebutuhan untuk mengubah, mengganti dan menghancurkan sistem sosial. Radikalisme berharap dapat sepenuhnya mengubah kondisi atau aspek kehidupan masyarakat. Tentu saja wajar untuk melakukan perubahan, bahkan harus dilakukan untuk masa depan yang lebih baik.Â
Namun, perubahan yang bersifat revolusioner biasanya "membayar lebih", dan keberhasilannya tidak sebanding. Disebutkan juga sebelumnya bahwa radikalisme tidak akan pernah menjauh dari pembahasan terorisme, karena kedua isu ini dianggap saling terkait. Karena terorisme biasanya dianggap sebagai cikal bakal radikalisme, karena kaum radikal dapat melakukan segala cara untuk mencapai keinginannya, termasuk mengintimidasi orang-orang yang tak sehaluan dengannya.