Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, benar-sahih memiliki banyak sekali macam kekayaan. Selain kekayaan alam serta tempat wisata, kehidupan umat beragama di rawat demi tetap menjag persatuan serta kesatuan.sesuai penulusran TIMESIndonesia, Rabu (16/11/2016), kabupaten yg berada pada ujung timur pulau Madura ini, terdapat keliru desa yg dikenal menggunakan kampung toleransi beragama. perilaku toleransi keberagamaan rakyat pada daerah itu, sangat kuat. bhineka pada keyakinan tidak menjadi masalah.
Meski ramai menggunakan teror bom di daerah lain, keberagamaan pada wilayah itu, permanen tidak terusik. Mereka tetap hayati rukun dan  hening saling menghormati antar umat beragama. Wilaya itu, terletak pada Desa Pabian Kecamatan Kota Sumenep.
Bukti kerukunan umat beragama, pada desa ini, terdapat 3 tempat peribadatan, antara lain, Klenteng. Klenteng ini ialah tempat peribdatan tridarma, Hindu/Budha serta Konghucu. namun, tak jauh asal lokasi itu, sekitar 15 meter ke arah barat, terdapat daerah peribadatan Geraja Katolik Maria Gunung Karmel.
Sangat menarik ketika TIMESIndonesia berkeliling di daerah itu. sebab, sesudah bergeser sedikit, sebelah setelan Gereja itu, terdapat Masjid Baitul Arham. daerah ibadah bagi umat muslim. tiga daerah peribadatan itu, sudah dibangun puluhan tahun silam. namun, rakyat permanen hidup rukun dan  damai.
ketua  Dewan Paroki Gereja Katolik Maria Gunung Karmel, Hamzah Laorentius berkata, tak pernah terjadi perseteruan antar umat beragama. Bahkan, kegiatan kemasyarakatan sering kali melibatkan semua elemen masyarakat setempat yg tidak sinkron agama.
"sampai kini  , umur Gereja Katolik Maria Gunung Karmel telah 79 Tahun. Kita saling menghormati antara satu menggunakan kepercayaan  lainnya. warga  sudah terbiasa bersilaturrahmi serta berhubungan pada kegiatan kemasyarakatan maupun aktivitas sosial lainnya sehingga permanen aman dan  kondusif," ujarnya.
galat seseorang warga , Taufik Iskandar, anggota gereja Katolik pada Sumenep, bercerita wacana ibadah Natalnya tahun lalu bahwa, "Pemuda Muslim ikut jaga gereja, itu toleransi. Kami tak saling ganggu akan tetapi tolong menolong."
ketua Desa Pabian, Ahmad Madani berkata, sangat bersyukur pada Allah SWT karena meski fc206ad04f4e2453ce9aad41266780bc kepercayaan , warga  tetap rukun serta damai. warga  tetap saling menghormati antara agama satu dengan agama yang lainnya.
"Selain terdapat sejumlah tempat peribadatan, di kampung ini pula terdapat forum pendidikan masing-masing kepercayaan . Alhamdulillah di Desa Pabian Sumenep ini permanen safety dan  tenang, sebagai akibatnya kedepan permanen akan dijaga dan  dilestarikan," katanya.
"ketika Natal, terdapat yang jaga gereja ... tidak hanya menjaga gereja tapi persahabatannya kental," kata Busyro Karim. "Termasuk terdapat juga masjid Syiah ... aku  sering bicara tafsir pada gerombolan  Syiah."
Toleransi yang terjadi pada Sumenep mulai terjalin semenjak zaman kesultanan, tambahnya. "tidak terdapat pada sejarah, kekerasan antara umat beragama atau sesama kepercayaan  Islam contohnya." di Sumenep, ada kurang lebih 400 penganut Syiah.
Kekerasan sesama Islam yang diacu Busyro ialah yang terjadi terkait kelompok Syiah pada Sampang, Madura di 2012 yang berujung di relokasi penganut Syiah ke Sidoarjo, Jawa Timur.
Keliru seorang warga , Taufik Iskandar, anggota gereja Katolik pada Sumenep, bercerita perihal ibadah Natalnya tahun kemudian bahwa, "Pemuda Muslim ikut jaga gereja, itu toleransi. Kami tidak saling merusak  tapi tolong menolong."