Mohon tunggu...
Moh. Mudhoffar Abdul Hadi
Moh. Mudhoffar Abdul Hadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Arsitek Dunia Literasi

Pengen nulis apa aja yang ada di otak

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Ulasan Buku "Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia" Jilid 1: Sebuah Perspektif Pribadi

19 Januari 2025   18:23 Diperbarui: 19 Januari 2025   18:22 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa Buku Ini Penting Banget untuk Kita, Generasi Muda?

Jujur aja, ngomongin soal Tan Malaka, banyak dari kita pasti lebih familiar sama nama-nama kayak Soekarno, Hatta, atau Kartini. Tapi, kalian tahu nggak, Tan Malaka itu sebenarnya adalah salah satu otak paling brilian dalam sejarah perjuangan Indonesia? Buku ini kayak alarm yang membangunkan kita dari "tidur panjang" soal sejarah kiri yang selama ini dibungkam atau disalahpahami.

Poeze, seorang sejarawan Belanda, nggak main-main dalam mengulik Tan Malaka. Buku ini nggak cuma sekadar cerita biografi, tapi juga analisis mendalam soal peran Tan dalam revolusi Indonesia. Dari perspektif anak muda yang haus akan kebenaran sejarah, buku ini layak banget buat dibaca karena menawarkan sudut pandang baru soal perjuangan kemerdekaan kita.

Tan Malaka: Rebel, Visioner, atau "Outsider"?

Bayangin, Tan Malaka adalah sosok yang berani melawan arus zaman. Di saat banyak orang sibuk bernegosiasi sama penjajah, Tan justru datang dengan ideologi yang solid: kemerdekaan 100% tanpa kompromi. Gila nggak sih? Dalam buku ini, Poeze menggambarkan Tan sebagai seorang pemikir revolusioner yang nggak cuma bicara, tapi juga turun langsung ke lapangan.

Apa yang bikin Tan keren banget adalah visinya soal revolusi total. Dia nggak cuma mikirin kemerdekaan politik, tapi juga kemerdekaan ekonomi dan sosial. Ide ini dituangkan dalam bukunya yang fenomenal, Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika). Buat Tan, pendidikan itu kunci, dan masyarakat harus paham dulu soal ilmu pengetahuan sebelum mereka bisa merdeka secara utuh. Nah, di era sekarang, ide-ide ini masih relevan banget, apalagi kalau kita lihat ketimpangan sosial yang makin jadi-jadi.

Kenapa Buku Ini Relate Sama Anak Muda Zaman Now?

Pertama-tama, buku ini ngajarin kita buat nggak gampang puas sama "versi resmi" sejarah. Kalian tahu nggak, Tan Malaka itu dulu dianggap pemberontak oleh pemerintah Indonesia sendiri? Padahal, kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan luar biasa. Nah, ini ngajarin kita buat nggak asal telan mentah-mentah apa yang kita baca atau dengar, terutama di media sosial yang sering banget jadi ajang propaganda.

Kedua, semangat Tan Malaka soal pendidikan dan kesetaraan sosial bisa banget kita jadikan inspirasi. Gua jadi ingat kutipan keren dari Nelson Mandela: "Education is the most powerful weapon which you can use to change the world." Tan sudah membuktikan ini dengan perjuangannya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berpikir kritis. Kalau dipikir-pikir, Tan adalah versi OG dari aktivis zaman now yang sering kampanye soal pentingnya literasi.

Harry A. Poeze: "Detective" Sejarah yang Gigih

Yang bikin buku ini makin spesial adalah cara Poeze mengemas cerita. Dia nggak cuma menceritakan hidup Tan Malaka, tapi juga menggali dokumen-dokumen sejarah yang tersebar di banyak negara. Ini bukti kalau Poeze benar-benar berdedikasi untuk menghadirkan kisah yang akurat dan lengkap.

Poeze juga nggak ragu buat menyajikan sisi kontroversial dari Tan Malaka. Misalnya, hubungan Tan dengan partai komunis dan pandangannya yang sering dianggap "terlalu idealis" oleh rekan-rekan seperjuangannya. Tapi justru di situ letak kekuatan buku ini: kalian bisa lihat Tan sebagai manusia, bukan sosok sempurna tanpa cela.

Apa yang Bisa Kita Pelajari?

  1. Berani Berbeda: Tan Malaka nggak takut beda pendapat, bahkan kalau itu berarti dia harus kehilangan dukungan dari orang-orang terdekat. Dalam dunia yang makin seragam karena tekanan media sosial, ini adalah pelajaran penting buat kita.

  2. Pentingnya Pendidikan: Di zaman di mana hoaks merajalela, semangat Tan soal pendidikan dan berpikir kritis adalah hal yang nggak boleh kita abaikan.

  3. Kesetaraan Sosial: Ide Tan soal keadilan sosial masih relevan banget. Dia mengajarkan kita untuk nggak cuma mikirin diri sendiri, tapi juga peduli sama mereka yang kurang beruntung.

Kesimpulan: Sebuah Warisan untuk Masa Depan

Buat gua pribadi, "Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia" adalah buku yang harus ada di rak setiap anak muda Indonesia. Buku ini nggak cuma ngajarin kita soal sejarah, tapi juga menginspirasi kita buat jadi agen perubahan. Seperti kata George Santayana, "Those who cannot remember the past are condemned to repeat it."

Jadi, kalau kalian pengen jadi generasi muda yang nggak cuma ikut arus tapi juga ngerti akar masalah, buku ini wajib kalian baca. Jangan cuma sibuk scrolling media sosial, yuk mulai buka buku dan kenali pahlawan-pahlawan kita yang selama ini "tersembunyi" di balik narasi resmi. Tan Malaka adalah bukti nyata bahwa satu orang dengan ide besar bisa mengubah dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun