Poeze juga nggak ragu buat menyajikan sisi kontroversial dari Tan Malaka. Misalnya, hubungan Tan dengan partai komunis dan pandangannya yang sering dianggap "terlalu idealis" oleh rekan-rekan seperjuangannya. Tapi justru di situ letak kekuatan buku ini: kalian bisa lihat Tan sebagai manusia, bukan sosok sempurna tanpa cela.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Berani Berbeda: Tan Malaka nggak takut beda pendapat, bahkan kalau itu berarti dia harus kehilangan dukungan dari orang-orang terdekat. Dalam dunia yang makin seragam karena tekanan media sosial, ini adalah pelajaran penting buat kita.
-
Pentingnya Pendidikan: Di zaman di mana hoaks merajalela, semangat Tan soal pendidikan dan berpikir kritis adalah hal yang nggak boleh kita abaikan.
Kesetaraan Sosial: Ide Tan soal keadilan sosial masih relevan banget. Dia mengajarkan kita untuk nggak cuma mikirin diri sendiri, tapi juga peduli sama mereka yang kurang beruntung.
Kesimpulan: Sebuah Warisan untuk Masa Depan
Buat gua pribadi, "Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia" adalah buku yang harus ada di rak setiap anak muda Indonesia. Buku ini nggak cuma ngajarin kita soal sejarah, tapi juga menginspirasi kita buat jadi agen perubahan. Seperti kata George Santayana, "Those who cannot remember the past are condemned to repeat it."
Jadi, kalau kalian pengen jadi generasi muda yang nggak cuma ikut arus tapi juga ngerti akar masalah, buku ini wajib kalian baca. Jangan cuma sibuk scrolling media sosial, yuk mulai buka buku dan kenali pahlawan-pahlawan kita yang selama ini "tersembunyi" di balik narasi resmi. Tan Malaka adalah bukti nyata bahwa satu orang dengan ide besar bisa mengubah dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H