Struktur Buku yang Nyaman untuk Dibaca
Kalau biasanya buku filsafat itu berat karena bab-nya panjang-panjang, "Sebelum Filsafat" ini punya struktur yang lebih cair. Setiap bab berdiri sendiri, jadi kalian bisa baca dari mana aja tanpa harus urut. Ini penting banget buat generasi kita yang suka baca selingan di tengah kesibukan.
Di tiap bab, Dr. Faiz juga nggak lupa nyelipin pertanyaan-pertanyaan reflektif. Misalnya, di salah satu bab dia nanya, "Apa hal yang paling kamu takutkan dalam hidup?" Pertanyaan ini kelihatannya simpel, tapi pas gua coba jawab, ternyata susah banget. Dari situ gua sadar kalau selama ini aku sering menghindar dari ketakutan-ketakutan itu, bukannya menghadapinya.
Intisari: Sebuah Undangan untuk Berpikir
"Sebelum Filsafat" bukan cuma sekedar buku. Buat gua, ini adalah undangan. Undangan buat berhenti sejenak dari hiruk-pikuk dunia, buat mikirin apa sih yang sebenarnya kita cari dalam hidup. Dr. Fahruddin Faiz berhasil ngebuktiin kalau filsafat itu bukan cuma milik para akademisi, tapi milik semua orang yang mau berpikir.
Buat kalian yang pengen mulai belajar filsafat tapi nggak tahu harus mulai dari mana, buku ini adalah titik awal yang sempurna. Dan buat kalian yang udah akrab sama dunia filsafat, buku ini tetap relevan karena buku ini mengingatkan kita pada hal-hal mendasar yang sering terlupakan.
Jadi, kalau kalian lagi nyari bacaan yang nggak cuma bikin kamu mikir, tapi juga bikin kalian lebih kenal sama diri sendiri, "Sebelum Filsafat" jelas harus ada di daftar baca kalian. Dr. Faiz ngajak kita buat menyelami pikiran kita sendiri, tanpa merasa terintimidasi. Dan di dunia yang penuh distraksi ini, mungkin itulah yang paling kita butuhkan sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H