Mohon tunggu...
MOH KHALIL
MOH KHALIL Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Ilmu Tasawuf: Friedrich Nietzsche

Membaca, meneliti dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kesenjangan Nilai dalam Politik

30 November 2024   21:31 Diperbarui: 1 Desember 2024   02:01 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenai history politik, Ilmu ini sudah ada sejak masa Yunani, bahkan mungkin jauh melebihi itu, semenjak manusia itu ada. pada awalnya ilmu politik adalah termasuk dalam ilmu sosial.  Definisi politik secara umum menurut buku pengantar ilmu politik adalah cara untuk menjalankan sebuah pemerintahan. 

Ada juga yang mengatakan bahwa politik adalah ilmu  ke negaraan, dan ada pula yang berpendapat bahwa politik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menghidupkan negara, ada pula yang mengatakan bahwa politik itu adalah ilmu kemasyarakatan karena pada awalnya sebelum politik memisahkan diri adalah bagian dari ilmu sosial. Dalam konteks tertentu politik adalah ilmu tentang cara, entah itu cara untuk mencapai sesuatu atau cara untuk mencapai keinginan .


Lalu bagaimana dengan politik sekarang?, kebanyakan orang menganggap bahwa politik itu melakukan segala hal untuk mencapai sebuah kemenangan entah itu dengan cara yang baik atau dengan cara yang buruk. Pada saat ini politik lebih condong ke arah yang rawan akan nilai seperti menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginan, lebih tidak bernilai yang tujuannya untuk mengenyangkan perut sendiri. disitulah politik mengalami kerawananan akan nilai.

 Padahal pada realitanya politik itu sangat bernilai. Selain itu kebanyakan dewasa ini politik di bawa ke aksi nyata padahal politik pada dasarnya lebih ke ranah kontes pemikiran. 

Oleh karena hal tersebut menunjukkan bahwa kita saat ini kritis akan pemikiran. Selain itu telah banyak terjadi gara-gara politik sehingga mengantarkan seseorang ke liang lahat seperti kejadian-kejadian masa silam. Kejadian tersebut disebabkan oleh fanatisme yang berlebihan sehingga seseorang tidak bisa menerima unsur plural dalam politik. 

Selain itu kebanyakan orang saat ini menyalah gunakan politik, yaitu untuk kepuasannya sendiri tanpa memikirkan orang lain di sekitarnya, padahal politik  pada mulanya adalah ilmu sosial, kesejahteraan bersama yang harus diperjuangkan.

Ada perkataan bahwa politik itu kejam "kalau tidak membunuh dibunuh" tapi konteks ini dibunuh dalam pemikiran bukan ranah aksi nyata, kesenjangan saat ini kebanyakan orang tidak tahu konteks tersebut sehingga terjadilah sesuatu hal yang sampai ke ranah pertengkaran dan sebagainya. 

sudah banyak kejadian politik mengantarkan seseorang dalam jurang maut yang diakibatkan oleh politik. memang benar politik yang di sopan santun kan itu adalah sebuah ke kemunafikan, ya,  itu benar tapi itu politik dalam ranah pemikiran bukan dalam bentuk aksi nyata apalagi sampai ke ranah kematian , karena dalam pemikiran tidak ada yang di sopan santun kan. dalam sebuah buku disebutkan bahwa " pemusnahan atau tindakan pembunuhan dan sebagainya itu lahir dari di pikiran yang tidak bisa dilawan" yang artinya bahwa tindakan tubuh itu lahir dari pemikiran yang tidak bisa dilawan oleh pemikiran.


Lalu bagaimana akibat dari politik yang tidak bernilai ini? Akibat dari politik yang tidak bernilai ini adalah maraknya korupsi dan hancurnya sebuah sistem pemerintahan dalam negara, yang mana hal tersebut berakibat sangat fatal terhadap kemajuan sebuah negara, dan mementingkan diri sendiri, seperti yang sudah terjadi dalam sejarah kelam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun