Makna tersebut muncul karena setelah menjalankan serangkaian ibadah di bulan Ramadan, umat muslim akan saling bermaaf-maafan kepada keluarga, kerabat, dan teman atas segala kesalahan yang pernah dilakukan.
Hal tersebut dilakukan pada saat merayakan hari kemenangan atau saat Lebaran tiba, yang di mana ketupat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Lebaran.
Bukan hanya itu, dikutip dari laman Historia.id, janur atau daun kelapa muda yang membungkus ketupat merupakan kependekan dari "jatining nur" yang berarti hari nurani.
Kemudian secara filosofis, beras yang dimasukkan ke anyaman ketupat menggambarkan nafsu duniawi. Dengan demikian, bentuk ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani.
Itulah ketupat, di balik rasanya yang nikmat ternyata menyimpan sejarah dan makna yang begitu dalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H