Film yang bercerita tentang agen dinas rahasia suatu negara selalu menjadi tontonan yang menarik. Adegan-adegan spionase, pengintaian, dan perkelahian yang ada di dalamnya berhasil menarik penonton.
Red Sparrow (2018), film bergenre thriller yang menceritakan tentang agen dinas rahasia Rusia bernama Dominika Egorova saat ditugaskan untuk melakukan penyelidikan terhadap seorang pengkhianat Rusia yang bekerja untuk Amerika Serikat.
Film karya Francis Lawrence berdurasi 2 jam 12 menit tersebut diperankan di antaranya oleh Jennifer Lawrence sebagai Dominika Egorova, Joel Edgerton sebagai Nate Nash, Jeremy Irons sebagai Jenderal Korchnoi, dan Matthias Schoenaerts sebagai Vanya Egorov.
Cerita dimulai saat Dominika yang sedang dalam masalah keuangan untuk biaya perawatan ibunya yang sakit serta sewa apartemen yang harus segera dibayar, didatangi pamannya dengan menawarkan solusi.
Pamannya menawarkan untuk membantunya membiayai perawatan Nina Egorova yang sakit serta biaya sewa apartemen dengan syarat dia harus bekerja dengan pamannya tersebut.
Di lain sisi, sakit hati dan dendam karena diselingkuhi serta kakinya dibuat patah, membuat Dominika tidak segan-segan membunuh pacarnya sendiri beserta selingkuhannya di tempat mereka biasa berlatih dan tampil.
Sebagai seorang balerina yang tidak tahu dunia intelijen, Dominika terpaksa menerima tawaran pekerjaan dari pamannya tersebut walaupun bertentangan dengan dirinya.
Tugas pertamanya adalah mendapatkan kepercayaan dari Dmitri Ustinov sebagai salah satu orang terkaya di Rusia sekaligus yang menjadi target pertamanya.
Setelah melakukannya, Dominika dikirim ke tempat pendidikan SVR, sebuah badan intelijen luar negeri Rusia yang berada di bawah KBG. Pamannya yang mengirimnya ke tempat tersebut menjabat sebagai wakil direktur SVR.
Selama di sana, Dominika belajar beladiri, membobol pintu, menembak, mendeteksi sidik jari, hingga merayu pria sebagai cara untuk mendapatkan informasi.
Dominika menjadi sparrow, agen wanita SVR yang terkenal karena kecantikannya serta pintar dalam memperoleh informasi melalui seks dan rayuannya.
Setelah keluar dari sana, Dominika ditugaskan ke Budapest untuk mencari tahu nama agen Rusia yang membelot ke Amerika Serikat. Di sana dia bertemu Nate Nash, mantan agen Rusia yang memilih menjadi agen CIA.
Dominika diminta untuk mendekati Nate Nash dan mendapatkan informasi darinya, karena hanya dia yang tahu nama agen Rusia yang membelot tersebut.
Usahanya dalam mencari tahu nama agen Rusia tersebut tidaklah mudah, dia juga harus berpindah-pindah tempat, dari Budapest lalu ke Wina, London, dan kembali lagi ke Moskow.
Baru pada saat dia dirawat di rumah sakit, Jenderal Korchnoi sebagai petinggi intelijen Rusia mengatakan kepadanya, bahwa dia adalah orang yang selama ini Dominika dan Pemerintah Rusia cari.
Pada film itu, Dominika banyak mengalami kekerasan dan penyiksaan akibat pekerjaan berbahaya yang dia lakukan. Karena merasa hanya dimanfaatkan dan menaruh dendam, Dominika pada akhirnya memfitnah pamannya sendiri sebagai agen Rusia yang selama ini dicari.
Nah, setelah memaparkan mengenai cerita dari film Red Sparrow (2018), penulis akan mengulas isu-isu yang ada di dalamnya beserta kritik terhadap film tersebut.
Penulis menemukan tiga isu. Pertama, mengenai seks menyimpang. Stephanie Boucher sebagai Kepala Staf Senator Amerika Serikat memiliki hubungan spesial dengan sesama wanita. Dia adalah Marta, agen SVR.
Walaupun tidak diperlihatkan langsung hubungan seks menyimpang mereka, namun foto-foto mereka di hotel cukup mengindikasikan bahwa mereka memiliki hubungan.
Selain itu, saat mereka bertemu di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Budapest, juga mengarahkan jika mereka memiliki hubungan.
Hal itu diketahui oleh Dominika, karena takut dibocorkan yang akan berdampak pada jabatan dan keamanannya, membuat Stephanie Boucher menuruti apa yang Dominika inginkan.
Isu kedua adalah agen dinas rahasia. Film ini secara singkat menceritakan agen SVR Rusia dan agen CIA Amerika Serikat.
Beberapa tokoh seperti Dominika, Marta, dan Maxim Volontov berada di pihak SVR Rusia. Sedangkan Nate Nash, Trish Forsyth, dan Jenderal Korchnoi di pihak CIA Amerika Serikat.
Dan isu terakhir adalah pengkhianatan. Banyak ditemukan pengkhiatan pada film tersebut. Seperti pengkhiatan yang dilakukan Konstantin terhadap Dominika karena berselingkuh dengan Sonya.
Kemudian Jenderal Korchnoi yang lahir dan besar di Rusia, namun karena dendam masa lalu terhadap pemerintah negaranya, membuatnya memilih bekerja untuk Amerika Serikat.
Pengkhiatan terakhir yaitu saat Nate Nash yang awalnya sebagai agen di pihak Rusia, namun karena kesalahan yang sengaja dia buat, akhirnya memilih menjadi agen CIA.
Sebagai film 21+, yang hanya boleh ditonton di atas umur 21 tahun, film Red Sparrow (2018) sangat berlebihan dalam menampilkan adegan kekerasan, penyiksaan, bahkan pembunuhan yang sangat sadis.
Namun, adegan seksual yang ditampilkan pada film tersebut justru terlihat sangat kaku karena pembawaan karakter Dominika yang penuh dendam.
Film ini juga tidak terlepas dari kritik pada beberapa adegan yang sering diulang, seperti saat Nate Nash menerima telepon berisi informasi intelijen yang dia tulis di kertas.
Lalu saat Vanya Egorov berjalan memasuki ruangan direktur SVR, serta adegan Dominika yang sering dicium pamannya setiap kali mereka bertemu.
Adegan yang diulang-ulang tersebut menimbulkan kesan yang membosankan. Belum lagi faktor adegan penyiksaan yang sangat sadis dipertontonkan. Serta adegan seksual yang sangat kaku menambah kebosanan penonton.
Terlepas dari itu, film Red Sparrow (2018) adalah film yang menarik, karena memberikan akhir cerita yang tidak bisa ditebak oleh penonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H