"Masalah harta warisan keluarganya," jawab Elkan.
"Memangnya kenapa?" Elkan ganti bertanya.
"Gakpapa, cuma tanya aja." Jawab Jihan.
Di sore hari, Elkan mengajak istri serta kedua anaknya makan di kafe tempat mereka pacaran dulu. Mereka berangkat pukul 16.00 dengan mobil Toyota Land Cruiser hitam yang baru saja dibeli.
Selama 20 menit mereka di tengah perjalanan yang sedang macet oleh kendaraan para pekerja pabrik yang baru pulang kerja.
Mereka terjebak oleh keramaian kendaraan sebelum akhirnya sampai di lokasi yang mereka tuju.
Mereka langsung turun dari mobil begitu sampai. Elkan, membawa tas kecil di tangan kanan sambil menggendong Laila yang belum bisa berjalan. Sementara Jihan, menggandeng putranya menuju kursi yang sudah mereka pesan.
Menu-menu yang mereka pesan dikeluarkan oleh pelayan kafe. Jus, pasta, roti bakar, dan nasi goreng terhampar di hadapan mereka.
Di tengah mereka menikmati makanan, mereka dikejutkan oleh keributan pengunjung lain tepat di belakang mereka.
Dua orang pria yang sedang beradu mulut karena persoalan tanah. Rupanya, mereka berselisihan atas jual beli tanah yang telah mereka lakukan.
"Anda bukan beli tanah milik Pak Marwan, karena tanah itu sebenarnya milik saya bukan milik dia!" ucap Pria Berkaus Biru.