Mohon tunggu...
Moh IhzarullHaaq
Moh IhzarullHaaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Tugas UAS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tips dan Strategi Menghadapi Era Disruptif

17 Januari 2022   10:37 Diperbarui: 17 Januari 2022   10:52 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: modislifesciences.com 

Era disrupsi merupakan suatu fenoma yang terjadi ketika masyarakat menggeser semua aktivitas yang awalnya mereka lakukan di dunia nyata menjadi ke dunia maya. Pada masa ini masih banyak masyarakat dan para pembisnis yang masih belum bisa beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di era distrutif ini. Oleh karena itu ada beberapa tips dan strategi yang dapat dilakukan  agar masyarakat dan para pembisnis dapat mengahadapi terjadinya era distruptif.

Tips Berbisnis Di Era Disributif

Di era sekarang yang serba canggih baik teknologi, informasi, dan inovasi ini kita dalam berbisnis harus dapat mengikuti perkembangan zaman agar tidak kalah bersaing dengan pesaing kita. Beberapa tips berbisnis di era distributif :

  1. Mengamati trend Pebisnis harus melihat trend yang sedang terjadi saat ini untuk menyesuaikan bisnis yang dia lakukan itu apakah masih laya untuk mengikuti trand atau mengubah ke bisnis lain yang sesuai trend saat ini. Dengan analisa trend yang sedang terjadi pebisnis dapat menentukan bisnis apa yang cocok diambil dan dikembangkan agar mendapatkan profit.
  2. Berpikir Out of The Box Pebisnis harus menjadi diri sendiri sebagai orang yang berfikir kreatif, berfokus terhadap masalah yang dihadapi dan kemudian menentukan solusi atau jawaban dari setiap permasalahan yang sedang dihadapi.
  3. Melakukan inovasi Inovasi dalam berbisnis ini sangatlah penting karena konsumen tidak mungkin akan tetap membeli produk kita jika pesaing telah memberikan penawaran yang variatif dan beragam. Oleh karena itu, inovasi ini dibutuhkan untuk tetap menawarkan produk kita agar tida ketinggalan atau kalah bersaing dengan produk lain.
  4. Partnership Cara lain yang dapat dilakukan sebagai pebisnis yaitu dengan menari atau menggandeng perusahaan lain dan melakukan kerja sama dengan kita. Dengan partnership ini pengelolaan perusahaan bisa lebih efektid, efisien, dan banyak inovasi yang dapat dikembangkan sehingga perusahaan mampu bertahan dan bersaing dengan pesaing bisnis yang lain.

Sumber: modislifesciences.com 
Sumber: modislifesciences.com 

Contoh inovasi disruptif

Perkembangan dalam hal inovasi distrubtif ini nyata dan masih akan terus terjadi sampai kedepannya. Beberapa contoh dari inovasi distrubtif :

  1. Bidang Transportasi. Pada bidang ini dapat kita lihat bahwa alat transportasi seperti ojek konvensional mulai tergeser oleh adanya ojek online yang telah menggunakan aplikasi di smartphone. Keberadaan inovasi ojek online ini membuat alat transportasi lebih murah, lebih menghemat waktu dan lebih mudah diakses oleh masyarakat. Oleh karena itu, tidak heran jika alat transportasi konvensional akhirnya kalah bersaing dengan ojek online.
  2. Handphone. Adanya perkembangan teknologi dan kepintaran manusia ini yang membuat inovasi di handphone membuat pergeseran kegunaan handphone itu sendiri. dulu kegunaan handphone hanya terbatas untu sms dan telpon saja namun sekarang kegunaan handphone sudah dapat digunakan untu hal hal lain seperti internet, bermain game dan lain lain. Dari hal ini bisa kita lihat jika perusahaan Nokia yang dulu menjadi raja ponsel sekarang alah bersaing dengan perusahaan lain seperti Apple, Samsung, Xiaomi dan lainnya.
  3. Berbelanja. Perubahan inovasi distruptif ini juga terjadi pada munculnya banyak marketplace yang dapat mengubah cara pandang konsumen untuk berbelanja. Dulu konsumen yang akan berbelanja harus datang ke tempat perbelanjaan dan memilih disana namun, dengan adanya marketplace saat ini konsumen menjadi lebih mudah dan hanya dengan menggunakan smartphone saja dapat berbelanja tanpa harus mengunjungi tempat perbelanjaan itu. Oleh karena itu, untuk sekarang konsumen mulai mengganti berbelanja melalui marketplace dan meninggalan tempat perbelanjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun