Hirup nafas harusnya dzikir
Hembusannya harusnya dzikir
Duduk ku harusnya dzikir
Berdiri ku harusnya dzikir
Setiap gerak harusnya dzikir
Tidurpun harusnya dzikir
Bangunpun harusnya dzikir
Segalanya harusnya dzikir
Diam ku harusnya dzikir
Berjalan ku harusnya dzikir
Lalu bagaimana jika sebaliknya?
Yang seharusnya dzikir jadi inkar
Pantaskah kita disebut hambanya?
Pantaskah kita mengaku hambanya?
Jika bukan karena karunia kebaikan-Nya
Mungkin ku dan kita sudah binasa seperti kaum-kaum nuh yang terbinasa
Wonosuko, 07 Januari 2022
Moh. Haris T. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H