Mohon tunggu...
MOHAMMAD HARIS TAUFIQUR RAHMAN
MOHAMMAD HARIS TAUFIQUR RAHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup untuk berjuang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Munajat

10 Februari 2022   02:00 Diperbarui: 10 Februari 2022   02:04 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hirup nafas harusnya dzikir
Hembusannya harusnya dzikir
Duduk ku harusnya dzikir
Berdiri ku harusnya dzikir

Setiap gerak harusnya dzikir
Tidurpun harusnya dzikir
Bangunpun harusnya dzikir
Segalanya harusnya dzikir

Diam ku harusnya dzikir
Berjalan ku harusnya dzikir
Lalu bagaimana jika sebaliknya?
Yang seharusnya dzikir jadi inkar

Pantaskah kita disebut hambanya?
Pantaskah kita mengaku hambanya?
Jika bukan karena karunia kebaikan-Nya
Mungkin ku dan kita sudah binasa seperti kaum-kaum nuh yang terbinasa

Wonosuko, 07 Januari 2022
Moh. Haris T. Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun