Mohon tunggu...
Moh Fitrayanzah
Moh Fitrayanzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Universitas Islam Madura

Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran UMKM Gerabah dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal Desa Durbuk

1 Agustus 2024   23:30 Diperbarui: 1 Agustus 2024   23:32 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKNT UIM Desa Durbuk 2024

Desa Durbuk, 01 Agustus 2024 - UMKM gerabah yang dikelola oleh Ibu Pusiah di Dusun Pakong, Desa Durbuk, memainkan peran penting dalam pemberdayaan ekonomi lokal. Observasi ini bertujuan untuk memahami lebih dalam tentang UMKM gerabah ini, termasuk proses pembuatan dan pemasaran produk-produknya.

Ibu' Pusiah, seorang pengusaha gerabah berpengalaman, telah menjalankan usaha ini selama lebih dari dua dekade. Usaha yang dimulai dari skala kecil ini kini telah berkembang menjadi salah satu UMKM terkemuka di desa tersebut, memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat.

Proses Pembuatan Gerabah

Observasi dimulai dengan penjelasan rinci dari Ibu Pusiah mengenai proses pembuatan gerabah. Pertama-tama, tanah liat berkualitas tinggi dipilih dari daerah sekitar yang kemudian diolah hingga siap dibentuk. "Tanah liat yang kami gunakan memiliki sifat plastisitas yang baik yang dicampur dengan pasir laut, memungkinkan kami untuk membentuk berbagai macam produk gerabah dengan kualitas tinggi," jelas Ibu' Pusiah.

Proses pembentukan gerabah dilakukan secara manual menggunakan alat putar tradisional. Setiap produk dibuat dengan penuh ketelitian dan keterampilan tinggi. Para peserta observasi, yang terdiri dari mahasiswa KKN UIM dan KKN IAIN, sangat terkesan melihat keahlian Ibu Pusiah dalam membentuk gerabah.

Setelah pembentukan, gerabah dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Proses ini membutuhkan waktu beberapa hari tergantung pada kondisi cuaca. Pengeringan yang sempurna sangat penting untuk mencegah keretakan saat pembakaran. Tahapan terakhir adalah pembakaran di dalam tungku tradisional dengan suhu tinggi, yang memberikan kekuatan dan ketahanan pada gerabah. "Pembakaran adalah proses yang paling menantang. Suhu harus dijaga dengan tepat agar gerabah tidak rusak," tambah Ibu Pusiah.

KKNT UIM Durbuk 2024
KKNT UIM Durbuk 2024

Strategi Pemasaran

Selain memproduksi gerabah, Ibu Pusiah juga berbagi tentang strategi pemasarannya. Produk gerabah dipasarkan melalui berbagai saluran, baik offline maupun online.

Di era digital ini, Ibu Pusiah memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produknya. "Media sosial sangat membantu kami menjangkau pelanggan dari luar daerah bahkan ada yang sampai ke luar negeri. Banyak pesanan datang melalui platform online. Walaupun pembuatannya sangat sederhana tapi Alhamdulillah kami tidak pernah sepi pelanggan." ungkap Ibu Pusiah.

KKNT UIM Durbuk 2024
KKNT UIM Durbuk 2024

Dampak pada Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Peran UMKM gerabah dalam pemberdayaan ekonomi lokal sangat signifikan. Usaha Ibu Pusiah tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan bagi warga setempat tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha. "Dengan adanya UMKM ini, banyak warga yang ikut terlibat dan mendapatkan penghasilan tambahan. Ini sangat membantu perekonomian keluarga mereka," kata puya salah satu warga dusun pakong.

Observasi ini memberikan wawasan baru bagi para  mahasiswa KKN, tentang pentingnya UMKM dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Belajar dari Ibu Pusiah memberikan kami banyak inspirasi dan pengetahuan tentang bagaimana mengelola dan memasarkan produk lokal. Kami berharap dapat menerapkan ilmu ini untuk membantu UMKM lain di desa kami," ujar Latif salah satu mahasiswa KKN UIM.

Kegiatan observasi ini diharapkan dapat mendorong semangat kewirausahaan dan memperkuat jaringan UMKM di Desa Durbuk. Dengan dukungan dari berbagai pihak, UMKM gerabah seperti yang dikelola oleh Ibu Pusiah dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun