Kedua, lokasi segmen amatan sangat mungkin jarang dijamah oleh manusia, sehingga sangat mungkin pula adanya binatang-binatang yang tidak kita harapkan. Sehingga dibutuhkan ekstra kehati-hatian dari petugas pada saat melakukan pengamatan, savety is priority. Ketiga, pengamatan hanya dilakukan pada 7 (tujuh) hari terakhir tiap bulannya. Ini menyebabkan ketergantungan yang sangat pada alam, khususnya cuaca. Tidaklah mungkin petugas melakukan pengamatan pada kondisi cuaca hujan, karena sangat berbahaya bagi keselamatan diri petugas. Kondisi cuaca buruk juga berpengaruh terhadap akses GPS dari perangkat dalam mencapai titik amatan. Sehingga diperlukan strategi yang jitu dalam menyikapi kondisi cuaca, khususnya saat musim hujan sekarang ini.
Keempat, pemanfaatan perangkat Android dalam pelaksanaan KSA adalah suatu hal baru. Kebiasaan yang selama ini menggunakan papper/kertas berubah menjadi berbasis komputer, memerlukan adaptasi khusus. Pola pikir dan pola kerja yang biasanya menggunakan kertas sebagai media sudah tertanam sekian lama, sedikit banyak akan berpengaruh dalam proses pengamatan KSA. Semua akses pelaksanaan KSA dilakukan berbasis teknologi, setelah petugas pengamat mengirim hasil amatan ke server, maka selanjutnya petugas pemeriksa melakukan pemeriksaan/ceking dengan mengakses website yang sudah disiapkan, dengan website tersebut pulalah dilakukan komunikasi dengan petugas pengamat.
Dalam setiap harapan pasti ada tantangan yang harus dihadapi, namun dengan semangat bekerja bersama dan bekerja sama untuk mendapatkan data pangan yang berkualitas, kami yakin tantangan-tantangan tersebut dapat dilalui. Semoga dengan adanya KSA diharapkan tidak lagi muncul adanya kontradiksi antar informasi atau data pangan yang ada. Dengan metode KSA dapat diperoleh data pangan yang real time, on time and early time. Sehingga pemerintah akan tepat dalam mengambil kebijakan, pemerintah akan dapat sedini mungkin mengambil sikap dan pemerintah akan hadir pada saat yang tepat dan tempat yang tepat...wallahualam.
#ditulis saat bertugas di BPS Provinsi Jawa Tengah awal 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H