[caption caption="Sumber : baltyra.com"][/caption]
Saya sebagai salah satu dari berjuta-juta manusia dimuka bumi, sempat bertanya-tanya “apa yang dilakukan manusia dimuka bumi ini”. Hanya singgah sebelum akhirnya mati? Benarkah sebagai khalifah ? menciptakan kedamaian ? saling menjaga kehidupan ? atau malah merusaknya ?
Peradaban dan teknologi yang semakain berkembang membuat manusia lupa akan tanggung jawabnya. Mereka selalu saja melontarkan kalimat yang seakan-akan membuat mereka bangga.
1. "manusia itu mencoba memperbaiki kerusakan bumi dengan kemajuan teknologinya"
bisakah diterima ? bukannya manusia memanfaatkan alam sebagai ujicoba, yang menimbulkan kerusakan ?
[caption caption="sumber : discovermagazine.com (Nuclear salah satu bentuk atau simbol dari negara maju)"]

2. "sebelum mencapai keberhasilan pasti ada kegagalan"
Ya benar, tetapi kenapa kita tidak berfikir matang, akan dampak yang akan terjadi pada alam ini, sehingga kerusakan yang berlebih dapat terminimalisir ?
[caption caption="sumber : www.houstonpress.com (salah satu penemuan manusia yang dapat merusak alam)"]

3. "manusia memanfaatkan sumber daya yang ada di bumi, untuk kepentingan bersama"
bersama ? setau saya manusia hanya memikirkan ego mereka masing-masing.
[caption caption="sumber : avivsyuhada.wordpress.com (Eksploitasi berlebih dan tak menghiraukan dampak yang akan terjadi)"]

4. "manusia membunuh hewan, karena mereka mengganggu kehidupan manusia"
benarkah ? coba kita berfikir sejenak, siapa gerangan yang merusak alam. dimana tempat mereka seharusnya berada, mencari makan dan tempat berteduh, dan kita berdalih "demi kebaikan bersama". Dimana letak “kebaikan bersama” apakah yang hidup di dunia ini hanya manusia saja ? Tidak, masih banyak yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
[caption caption="sumber : www.infospesial.net (ini dia, yang katanya demi kebaikan bersama)"]

5. “tebang pilih adalah hal yang memang harus dilakukan, untuk mencegah terjadinya bencana"
Memang benar hal tersebut dilakukan, tapi apakah kita menerapkan prinsip-prinsip tebang pilih ? lantas bagaimana dengan nasib di negaraku yang tak lama ini terjadi ? apakah itu cara kita melakukan tebang pilih ?
[caption caption="Sumber : gomumu.com (inikah tebang pilih, bukannya mereka masih terlihat muda)"]

6. "kenikmatan yang kita rasakan sekarang adalah hasil dari para pendahulu kita"
Lantas kenapa kita tak meneruskan perjuangan para pendahulu dan meminimalisir terjadinya kerusakan ? Memang benar, dalam mencapai tujuan harus ada pengorbanan, dan kenapa kita tak mencobanya dengan penuh pengamatan dan pertimbangan yang akan terjadi setelahnya ?
[caption caption="sumber : benergi.com (salah satu teknologi dengan dampak yang minimal, dengan manfaat yang beragam)"]

7. “hukum alam terlalu kejam”
Bukannya manusia yang memperlakukan alam semaunya. sehingga membuat alam marah, alam tak bisa menyimpan banyak air resapan, tak bisa menahan longsor, asap yang pekat, udara yang tak lagi aman untuk dihirup.
[caption caption="Sumber: merdeka.com (salah satu dari beribu dampak kemarahan alam terhadap manusia)"]

Itu beberapa alasan yang kerap kali dilontarkan oleh manusia. Disana juga terdapat jawaban terhadap apa yang dibanggakan oleh manusia, yang menurut saya bisa menghentikan omong kosongnya. Tentunya ada beberapa manusia yang sadar betapa pentingnya menjaga alam. Tetapi itu semua masih berbanding terbalik antara para perusak dan pemelihara alam. Memang benar ada beberapa teknologi yang telah menerapkan konsep “Ramah Lingkungan” seperti kendaran ramah lingkungan, yang saat ini sudah mulai diminati beberapa orang, mungkin itu adalah sebuah kemajuan untuk mengurangi polusi dan kebisingan.
Seperti apakah bumi di masa yang akan datang. Sepertinya hal itu sudah tak asing lagi untuk didengar, telah banyak contoh yang digambarkan dalam beberapa film yang bertajuk tentang keadaan bumi di masa mendatang. Seperti Wall-E, Space Battleship Yamato dan masih ada beberapa film yang menceritakan tentang kerusakan di bumi.
Ketika saya membicarakan topik ini kepada teman saya. Dan ketika saya selesai menjelaskan tentang kegelishan saya, teman saya langsung menjawab “Ketika kamu ingin tinggal didunia yang tanpa resiko, tanpa hukum alam, tanpa harus mengorbankan apapun. Mungkin kamu hanya akan bermimpi untuk mencapai dunia tersebut”. Saya berpikir kembali Apakah mustahil untuk menciptakan dunia yang seperti itu ? Bisakah manusia mewujudkan hal itu ? tentunya semua kembali pada pemikiran manusia itu sendiri, bagaimana cara menjaga alam dengan baik, bagaimana cara memproduksi tanpa mengeksploitasi, bagaimana manusia bisa mengontrol ego mereka, bagaimana cara menguji teknologi tanpa resiko yang besar setelahnya dan bagaimana manusia bertingkah dan menggunakan alam dengan selayaknya.
Mungkin dunia yang ada di benak saya tidak bisa terwujud, namun kita sebagai manusia yang menghuni dan menggunakan sumber dari alam seharusnya bisa lebih menjaga alam. dengan kata kunci “menjaga alam” mungkin saja mimpi semua orang untuk hidup didunia yang dapat saling menjaga satu sama lain (alam dan manusia) bisa terwujud. Salam hangat para pecinta alam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI