Mohon tunggu...
Moh.Faisol Muttaqin
Moh.Faisol Muttaqin Mohon Tunggu... -

Simple man :) Masih penulis picisan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

The Right Man on the Right Place

10 April 2016   02:51 Diperbarui: 10 April 2016   02:59 1749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber: flickr.com (right man, right place"][/caption]Begitu penting peranan seorang ahli dalam bidangnya masing-masing. Apa yang akan terjadi bila peranan tersebut tak tepat sasaran, berapa banyak orang yang akan dirugikan, dampak apa yang timbul karena hal ini. Tentunya kita tahu bahwa setiap orang memiliki keunikannya masing-masing, tak akan pernah ada manusia yang berkepribadian sama, sekalipun itu orang-orang kembar.

[caption caption="Sumber: darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id (Personality)"]

[/caption]Penempatan seorang ahli dalam bidangnya merupakan hal penting untuk mencapai keberhasilan dalam kerja ntah itu kerja tim maupun individu. Coba saja bayangkan apa yang terjadi jika seorang yang ahli dalam bidang A bekerja di bidang C. Apakah orang yang bersangkutan merasa tenang dalam bekerja. Lantas untuk apa ilmu yang mereka pelajari. 

Mungkin ada beberapa orang yang berpikiran “Hidup didunia tak cukup dengan satu pengetahuan”. Ya memang tepat, karena kita adalah manusia yang tak pernah merasa puas dengan apapun. Ada juga yang berpikiran “Yang penting kita kerja, masalah menyesuaikan diri, bisa mengikuti arus dulu”. Ada benarnya juga sih, tapi menurut saya itu merupakan hal yang sia-sia. Pada akhirnya kalian gak akan enjoy, dan kerja kalian berantakan.

[caption caption="Sumber : www.bizdivas.in (Right Person for Right Job)"]

[/caption]Ketika mengacu pada ijazah yang diperoleh, sepertinya sudah tak jarang lagi orang-orang bekerja di tempat yang memang bukan keahliannya. Beberapa teman saya mengatakan “anggap saja kerja yang bukan dibidang kita itu batu lompatan saja, hanya untuk mengenal bagaimana kehidupan dunia kerja”. Timbul pertanyaan besar pada diri saya “berarti selama ini orang-orang belajar hanya untuk sebuah pekerjaan”. Yah meskipun saya kurang aktif juga dalam kuliah (belum dapat hidayah kali). Bahkan saya sendiri juga sempat berfikir begitu (cuma butuh ijazah).

Sebenarnya ada sebuah film yang sampai saat ini menjadi isnpirasi dan motivasi saya, kata-kata dalam film tersebut benar-benar membangkitkan semangat. Apa lagi kalau bukan 3 idiots. Meskipun itu sebuah film yang pasti sangat susah di realistiskan didunia nyata, tetapi apa salahnya mencoba (tak ada yang tak mungkin). 

Untuk yang pernah menontonnya, perhatikan saja tokoh utamanya, dia belajar bukan untuk ijazah, tetapi benar-benar mencintai apa yang ia pelajari, dia bekerja karena dia menyukai pekerjaannya (bukan hanya sebuah batu lompatan). Pasti beberapa dari kalian pernah mendengar teman kalian berkata “saya masuk jurusan ini karena terpaksa, atau saya kerja disini karena gak pengen nganggur”.

[caption caption="Sumber : www.flipkart.com"]

[/caption]Rugi gak sih kalo berpikiran seperti itu ? atau hanya beberapa orang yang sudah menyerah saja. Saya juga gak bisa jawab pertanyaan itu, karena saya sendiri masih belum bisa serius dalam belajar, kurang enjoy (tapi ini jurusan yang saya pilih). Betapa beruntungnya orang-orang diluar sana yang bisa mencintai dan menikmati pekerjaan mereka. 

Ada sebuah kutipan dari GREGORY NUUN “The right man in the right place, at the right time, can steal millions”. keren bukan, kalau orang itu ada di tempat yang tepat, apapun yang mereka lakukan pasti terasa menyenangkan dan apapun yang mereka inginkan pasti tercapai.

[caption caption="Sumber : www.oldwestbury.edu (Sukses, bukan dimulai dari hal kecil)"]

[/caption]Mungkin itu saja dulu, karena saya sendiri belum bisa memberi contoh yang tepat, bagaimana menerapkan hal diatas. Ini saya tulis berdasarkan pengamatan saya terhadap beberapa teman yang merasa kurang nyaman dan kurang menikmati proses belajarnya. Teriakasih sebelumnya, dan maaf bila ada beberapa kata atau paragraf  yang menyinggung. Tulisan ini saya buat bukan untuk menyinggung, tetapi untuk bisa saling bertukar pikiran, atau bisa juga diambil hikmahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun