Mohon tunggu...
MOH.FAHRI
MOH.FAHRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tidak mengulangi kesalahan yang sama maka aku ada !

Mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan kalijaga 20107030102

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Konflik dan Dilema: Menjelajahi Sisi Kompleks Wanita yang Tidak Mau Mengalah

25 Maret 2024   13:57 Diperbarui: 25 Maret 2024   14:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Benzoix on Freepik) 

Di balik citra wanita yang sering digambarkan sebagai sosok lemah lembut dan mudah mengalah, terdapat sisi kompleks yang tersembunyi - wanita yang tidak mau mengalah. Kegigihan dan keteguhan mereka dalam mempertahankan pendiriannya sering kali memicu konflik dan dilema dalam berbagai aspek kehidupan.

Latar belakang ini membahas tentang konflik dan dilema yang terjadi dalam menjelajahi sisi kompleks dari perspektif wanita yang tidak mau mengalah. Konflik ini muncul dari berbagai faktor seperti ekspektasi sosial, peran gender, ambisi pribadi, dan dinamika hubungan interpersonal. 

Wanita seringkali dihadapkan pada tekanan untuk mengikuti norma-norma sosial yang telah ditetapkan, namun juga memiliki keinginan dan tujuan pribadi yang mungkin bertentangan dengan ekspektasi tersebut.

Dalam masyarakat yang masih mengutamakan tradisi atau norma-norma patriarki, wanita sering kali diharapkan untuk menjadi penyeimbang dalam hubungan, memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri. Namun, semakin banyak wanita yang menolak untuk menyerah pada peran tradisional ini dan mencari cara untuk mengartikulasikan keinginan dan ambisi mereka sendiri.

Baca Juga: How to Be Assertive (Without Losing Yourself)

Dalam konteks profesional, wanita mungkin menghadapi dilema antara karier dan peran sebagai ibu atau anggota keluarga yang bertanggung jawab. Mereka ingin mengejar kesuksesan dan meraih ambisi mereka di tempat kerja, tetapi juga ingin memenuhi peran dan tanggung jawab mereka di rumah. Konflik semacam ini dapat menciptakan tekanan internal yang signifikan dan memunculkan pertanyaan tentang bagaimana cara terbaik untuk mengelola waktu, energi, dan komitmen.

Di sisi lain, ada juga konflik internal antara keinginan untuk mengejar aspirasi pribadi dan kebutuhan untuk menjaga hubungan interpersonal. Wanita sering kali merasa tertekan antara memenuhi harapan orang lain dan memenuhi keinginan mereka sendiri. Dalam proses menjelajahi sisi kompleks ini, wanita dapat mengalami pertentangan batin yang kuat antara apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang mereka inginkan untuk diri mereka sendiri.

Melalui pemahaman mendalam tentang konflik dan dilema ini, wanita dapat mengembangkan strategi untuk menavigasi kompleksitas hidup mereka dengan lebih baik. Ini melibatkan proses pengakuan dan penerimaan terhadap kebutuhan dan keinginan pribadi, sambil juga mempertimbangkan dampaknya pada hubungan dan lingkungan sosial mereka. Dengan menghadapi dan menyelesaikan konflik ini, wanita dapat menemukan kekuatan dalam menjalani kehidupan yang autentik dan memuaskan, di mana mereka tidak harus mengorbankan diri mereka sendiri demi memenuhi ekspektasi orang lain.

Konflik dalam Rumah Tangga:

Kegigihan wanita dapat menjadi sumber kekuatan dalam membangun rumah tangga yang kokoh. Namun, di sisi lain, sifat ini juga dapat memicu konflik dengan pasangan. Wanita yang tidak mau mengalah dalam hal kecil, seperti pilihan dekorasi rumah atau cara mengasuh anak, dapat menciptakan ketegangan dan pertengkaran.

Dilema dalam Karir:

Di dunia karir, wanita yang tidak mau mengalah sering kali dihadapkan dengan dilema. Kegigihan mereka dalam mencapai tujuan dapat mengantarkan mereka pada kesuksesan. Namun, di saat yang sama, mereka juga dihadapkan dengan stigma dan ekspektasi yang berbeda dibandingkan pria. Wanita yang terlalu ambisius dan tegas terkadang dicap sebagai "bossy" atau "agresif", dan dapat mengalami kesulitan dalam mendapatkan promosi atau menjalin hubungan dengan rekan kerja.

Tekanan Sosial:

Masyarakat masih sering memiliki ekspektasi tradisional terhadap wanita, yaitu sebagai sosok yang lemah lembut dan penurut. Wanita yang tidak mau mengalah dan berani menyuarakan pendapatnya terkadang mendapat tekanan dari keluarga, teman, dan bahkan orang asing. Tekanan ini dapat membuat mereka merasa ragu diri dan mempertanyakan pilihan mereka.

Dilema Moral:

Dalam situasi tertentu, wanita yang tidak mau mengalah dapat dihadapkan dengan dilema moral. Contohnya, seorang dokter yang teguh pada pendiriannya untuk menyelamatkan nyawa pasien, meskipun hal itu melanggar peraturan rumah sakit.

Kisah Inspiratif:

Meskipun penuh dengan konflik dan dilema, kisah wanita yang tidak mau mengalah dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Contohnya, kisah Malala Yousafzai, seorang aktivis pendidikan perempuan yang ditembak oleh Taliban karena berani menyuarakan pendapatnya. Kegigihan Malala dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.

Pentingnya Keseimbangan:

Menjadi wanita yang tidak mau mengalah bukan berarti harus selalu keras kepala dan tidak mau mendengarkan orang lain. Penting untuk menemukan keseimbangan antara ketegasan dan fleksibilitas. Wanita yang mampu menyeimbangkan kedua sifat ini akan mampu mencapai tujuannya tanpa harus mengorbankan kebahagiaan dan hubungannya dengan orang lain.

Penutup:

Wanita yang tidak mau mengalah adalah sosok yang kompleks dan penuh dengan kontradiksi. Kegigihan dan keteguhan mereka dapat menjadi sumber kekuatan dan inspirasi, namun di sisi lain, juga dapat memicu konflik dan dilema. Memahami sisi kompleks ini dapat membantu kita dalam melihat wanita dengan cara yang lebih menyeluruh dan menghargai perjuangan mereka dalam mencapai tujuannya.

Baca Juga: The Powerful Woman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun