Mohon tunggu...
Mohammad Yayat
Mohammad Yayat Mohon Tunggu... ASN -

penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Om Telolet Om, yang Tidak Berpura-pura

21 Desember 2016   15:10 Diperbarui: 22 Desember 2016   09:46 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah darimana bermula trend ini, beberapa hari belakangan linimasa sosial media dihebohi dengan kata-kata "Om Telolet Om" pada awalnya saya sendiri pun tidak mengerti apa maksudnya kata-kata tersebut, ungkapan kah, bentuk penghinaan kah atau kata cacian? Karena otak kita sudah 'tersetting' sedemikian rupa untuk selalu menanggapi sesuatu yang asing dari hal yang negatif terlebih dahulu.

Kemudian saya telusuri google dengan kata kunci "Om Telolet Om" muncul keterangan klakson bus, lah semakin bingung saya mengartikannya kenapa dengan klakson bus? Tak puas mendapat jawaban dari artikel-artikel di google kemudian kembali saya mencari di Youtube, Kata kunci "Om Telolet Om" kembali saya ketikkan di kolom pencarian video dan begitu hasil pencarian muncul saya tonton satu persatu video tersebut.

Ah, apa menariknya? Cuma begini saja, paling ini kerjaan orang iseng.

Beberapa hari berlalu dan hingga hari ini kata-kata "Om Telolet Om" semakin mewabah dengan hashtag #telolet bahkan artis dunia seperti Zedd, Martin Garrix, Marshmello, dan lainnya jg ikut menanyakan apa itu Telolet?

Dalam hati saya mengatakan pasti ini perbuatan orang Indonesia yang 'memaksa' mereka menyebutkan "Om Telolet Om".

Kembali saya search kata-kata "Om Telolet Om" dan saya saksikan berulang-ulang ternyata lucu dan menghibur juga aksi ini, semakin banyak saya lihat video itu kemudian otak saya berfikir dan kemudian sadar, tampaknya masyarakat kita kurang hiburan.

Acara hiburan yang tayang tiap pagi di stasiun swasta ternyata tidak mampu menghibur masyarakat, malah kesannya menjadi semacam hiburan yang dipaksakan, penonton bayaran yang hadir tertawa diselingi aksi-aksi konyol yang juga dipaksakan karena diakomodir dan herannya acara model begini masih saja berlangsung di televisi, ntah karena memang ratingnya tinggi, atau karena kehabisan ide untuk membuat acara hiburan lainnya.

Om Telolet Om, bentuk dari kejengahan masyarakat yang disuguhi dengan dagelan-dagelan politik, memang menghibur, tapi hiburan yang disajikan jelas hanya untuk kalangan tertentu, ada rasa bahagia ketika dagelan politik yang ia lakukan mampu menyedot perhatian masyarakat luas, apalagi jika mampu mengalahkan lawan-lawan politiknya maka kebahagiaannya begitu luar biasa yang dirasakan, tapi tidak semua merasakan kebahagiaan itu, pasti ada pihak yang kalah dan bersedih ketika ia kalah dari lawan politiknya, dalam bentuk apapun itu yang namanya kekalahan selalu melahirkan kekecewaan dan kesedihan terlepas dari ketegaran hatinya mampu menerima kekalahan.

Om Telolet Om, sebagai bentuk dari bosannya masyarakat melihat tipu muslihat dilakukan orang-orang sekitarnya yang bisa saja mereka ikut tertawa bersama hanya untuk terlihat bahagia, tapi ketika teriakan lantang "Om Telolet Om" dibalas dengan klakson bus yang berirama rasanyaaaaa sepertiiii habis nembak cewek, terdiam sebentar dan diterima ! kemudian serentak mereka tertawa dan bersorak gembira, ada kah kepura-puraan di wajah mereka? Jawabnya Tidak.

Jika kebahagiaan berasal dari uang maka orang yang paling berbahagia adalah Bill Gates, jika kebahagiaan berasal dari jabatan maka Presiden adalah orang yang paling bahagia, jika kebahagiaan berasal dari ketenaran maka Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi adalah orang yang paling bahagia.

Kenyataannya mereka bisa jadi orang paling bahagia di dunia ketika mendengar balasan klakson bus itu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun