Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerdas Diukur dari Nilai Rapor dan IPK? Basi!

3 Mei 2023   05:49 Diperbarui: 3 Mei 2023   05:53 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar. (Unsplash.com/Siora Photography)

Ini sudah diwanti-wanti Albert Einstein: "Semua orang jenius. Tetapi jika Anda menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, ia akan menjalani seluruh hidupnya dengan percaya bahwa ia bodoh.".

Bahkan, Indonesia masih menyembah prestasi akademik seperti pelajar ikut Olimpiade alih-alih pelajar ikut kejuaraan olah raga.

Sampai di dunia kerja pun mindset kuno masih dipelihara, mengapa? Mereka hanya mau menerima calon pekerja yang IPK di atas 3,0.

Padahal, IPK diambil dari kemampuan seseorang berdasarkan teori, bukan praktik atau tekniknya.

Percayalah, ini semua adalah budaya usang yang seharusnya sudah lama ditinggalkan seperti halnya negara maju.


Menghapus pembatas
Indonesia masih banyak masyarakatnya yang terkurung dalam stigma kecerdasan diukur berdasarkan nilai rapor atau IPK.

Zaman sudah berubah, paham usang yang mengotak-ngotakkan indikator kecerdasan ini seharusnya dibuang saja.

Tidak semua anak bisa berkembang jika penilaiannya berdasarkan sistem atau stigma yang sudah basi, barangkali seharusnya mati sejak awal era Reformasi.

Setiap individu memiliki kecerdasan tersendiri, berbeda satu sama lain, dan belum tentu bisa diukur dengan indikator zaman baheula.

Ini sudah saatnya untuk menghargai kecerdasan individu, tidak selamanya nilai jelek itu bodoh, dia pintar hanya saja diukur dengan sistem yang sudah tertinggal jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun