Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Takziah kok Sambil Canda Tawa?

2 Mei 2023   19:00 Diperbarui: 2 Mei 2023   19:01 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takziah sebagai pengingat kematian. (Dokumen pribadi)

Kontras sekali dengan suasana duka karena pemilik rumah sedang berduka cita karena ditinggal pergi anggota keluarganya.

Canda tawa di acara takziah menunjukkan sikap tidak respek apalagi empati terhadap keluarga yang sedang berduka.

Coba pikirkan baik-baik, bisa jadi keluarga yang ditinggalkan itu merasa sakit yang bertubi-tubi.

Sudah ditinggal pergi anggota keluarganya, canda tawa para tamu membuat hati teriris pula, mereka dianggap tidak punya nurani.


Takziah mengingat kematian
Takziah bukan sekadar berkumpul dan ajang sosialisasi sampai lupa diri bahwa ada perasaan yang harus dijaga.

Takziah adalah bentuk mengingatkan diri pada kematian yang datangnya tidak tahu kapan pastinya.

Selain itu, takziah juga merupakan bentuk kita untuk menghormati dan menghibur anggota keluarga lain yang ditinggalkan.

Sayangnya, hati mereka mati karena terlalu overdosis canda dan tawa yang tidak bisa lihat situasi dan kondisi.

Bagaimana jika saat asyik tertawa, Anda tiba-tiba sakit jantung dan meninggal di tempat, padahal belum sempat meresapi makna penting takziah?


Tinggalkan
Mulai dari sekarang, tinggalkan kebiasaan bercanda dan tertawa sampai tidak menghormati perasaaan keluarga mendiang.

Kita harus meresapi kesedihan yang sama dengan mereka yang ditinggal pergi, kita akan bisa mengerti sakitnya perpisahan akibat kematian.

Dengan bisa memahami takziah, nurani kita akan terpupuk dengan baik dan meninggalkan obrolan sia-sia yang tidak menghormati keluarga mendiang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun