Netizen +62 juga tidak bisa menahan hasrat untuk memposting sesuatu agar menjadi viral, terutama terkait dengan apa yang mereka klaim sebagai destinasi wisata.
Parahnya, mereka terlalu bernafsu membagikan lokasi tempat rumah Abah Jajang yang viral itu.
Akibatnya adalah netizen yang penasaran akhirnya mendatangi rumah sang kakek tersebut dan membuat konten serupa.
Walhasil, semakin banyak wisatawan yang datang untuk menikmati rumah yang terkenal karena pemandangan indahnnya itu.
Sikap tidak bijak terhadap rumah orang
Masyarakat yang latah ke rumah viral Abah Jajang itu sayangnya tidak dibarengi dengan kedewasaan dan sikap bijak.
Contohnya jelas, ada yang memasang tenda seperti camping, bahkan sekadar untuk berfoto-foto.
Sampai-sampai, kawasan yang tergolong privat tersebut dijamah sembarang orang, bukan kerabat Abah Jajang sendiri.
Ini sudah sangat bisa membuktikan kepada dunia bahwa masyarakat atau wisatawan Indoneisa masih tidak bisa bijak, terlebih untuk menghargai privasi rumah orang.
Datangnya orang asing ke rumah seseorang sangat membuat tuan rumah tidak nyaman seiring berjalannya waktu.
Terlebih lagi jika rumput halaman rumah rusak dan menjadi becek, sudah tidak enak dilihat, susah di-recovery pula.
Masyarakat Indonesia masih tidak bisa bijak menyikapi viralnya postingan di media sosial, mereka ingin ke sana juga.