Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Puisi Nasional: Tenanglah di Sana, Chairil Anwar

28 April 2023   10:35 Diperbarui: 28 April 2023   10:37 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chairil Anwar. (Kemdikbud, via KOMPAS.com)

Tepat 28 April 2023, maestro puisi Angkatan 45, Chairil Anwar, telah berpulang dari dunia dengan tenang.

Si Binatang Jalang telah menghadap Sang Pencipta dalam usia yang tergolong sangat muda, yaitu 26 tahun.

Namun, karya-karyanya tetap abadi hingga Indonesia benar-benar mapan dan sudah lebih dari kata merdeka dari penjajahan fisik.

Siapa yang tidak kenal puisi 'Aku' dan 'Karawang Bekasi'? Dua karya besar dan sarat nasionalisme ini ditulis oleh Chairil Anwar.

'Aku' menberikan cerita tentang perjuangan yang gigih meskipun terluka dan banyaknya halangan yang dihadapi.

'Karawang Bekasi' ditujukan untuk mengenang tragedi Pembantaian Rawagede pada 9 Desember 1947, terjadi di Karawang dan Bekasi karena Belanda.


Hari Puisi Nasional dan patung Chairil Anwar di Kayutangan Malang

Karena jasa Chairil Anwar yang membangkitkan semagat juang, hari kepulangannya menjadi Hari Puisi Nasional.

Keputusan itu dikeluarkan melalui SK Mendikbud RI Nomor 071|1969 pada 12 Agustus 1969, bertepatan dengan pemberian Anugerah Seni.

Tidak hanya itu, di Kota Malang juga didirikan patung dada Chairil Anwar di Jalan Basuki Rahmat, atau kini dikenal sebagai kawasan Kayutangan.

Patung Chairil Anwar didirikan di depan Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Kayutangan, benar-benar menggambarkan semangat toleransi beragama.

Patung tersebut juga bertuliskan puisi 'Aku' agar membangkitkan semangat mengisi kemerdekaan di kemudian hari.

Pendirian monumen tersebut untuk mengenang sang penyair Angkatan 45 tersebut pernah ke Kota Malang.

Kedatangannya dalam rangka menghadiri Sidang Pleno Kelima KNIP di Gedung Societeit Concordia (kini Mal Sarinah), 25 Februari - 6 Maret 1947.

Peresmian patungnya tepat dengan hari kepergian sang sastrawan tersebut, yaitu pada 28 April 1955.


Tenanglah di sana
Kini, 74 tahun sudah Chairil Anwar hanya menyisakan raga yang dikebumikan, tetapi tidak dengan semangat dan karyanya.

Boleh saja dikatakan meninggal dalam usia muda, tetapi karyanya akan selalu ada di benak masyarakat Indonesia.

Tanpa Si Binatang Jalang, tidak mungkin perjuangan kemerdekaan bisa diraih tanpa motivasi tinggi.

Selamat 74 tahun beristirahat dalam damai, Bung, biarkan kami yang melanjutkan perjuangan dengan cara kami sendiri.

Kami juga akan menghasilkan karya puisi dengan semangat darimu, semoga berbahagia di alam sana.

Selamat Hari Puisi Nasional, semoga semangat Chairil Anwar berkarya mengalir dalam benak kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun