Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Derita Kehabisan Tiket Kereta Api saat Lebaran

17 April 2023   22:00 Diperbarui: 19 April 2023   16:51 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta api. (Dokumen pribadi)

Sayangnya, jika membelinya di masa-masa tersebut, tiketnya rawan habis terjual, kebanyakan akhirnya gigit jari.

Banyak reportase lebaran 2023 yang memberitakan tiket kereta api banyak yang ludes terjual, bahkan kereta api tambahan pun terkena imbasnya.

Dengan terpaksa, mereka menaiki moda transportasi berbasis aspal lainnya, seperti bus, travel, atau nekat menggunakan kendaraan pribadi.

Padahal, mereka tidak ingin terjebak macet yang jauh lebih melelahkan daripada lelahnya pengguna kendaraan berbasis rel kereta api.

Inilah derita banyak orang yang kehabisan tiket perjalanan kereta api, seperti saya contoh salah satunya.


Keputusan cuti bersama jauh-jauh hari
Ada aspirasi saya kepada pemerintah agar pengumuman cuti bersama harusnya ditetapkan jauh-jauh hari sebelumnya, jauh sebelum dibukanya masa pembelian tiket transportasi umum untuk mudik.

Mereka ingin pulang kampung tanpa harus terjebak macet, tetapi tidak ingin kehabisan tiket karena keputusan cuti bersamanya relatif mendadak.

Dengan beralih ke moda transportasi massa, kemacetan saat pulang kampung lebaran menjadi berkurang sehingga aparat tidak terlalu susah payah mengatur jalan.

Semoga aspirasi ini didengar dari rakyat Anda yang menginginkan pulang kampung dengan moda transportasi massa seperti kereta api.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun