Jadi, saat malam takbiran, barang-barang yang akan dibawa untuk mudik sudah disiapkan dan dimasukkan dalam mobil agar besok bisa langsung berangkat.
Besoknya, kami sekeluarga melaksanakan Salat Idul Fitri terlebih dahulu, lalu kami tidak mampir rumah dulu langsung mudik (rumah sudah dikunci semua).
Kami sepakat untuk tetap mengenakan pakaian yang digunakan saat Idul Fitri nanti agar nuansa lebarannya masih terasa.
Ternyata, suasana jalannya relatif tenang, tidak seperti saat hari-hari sebelum lebaran karena sudah sampai di kampung halaman semua.
Perjalanan jauh tanpa kemacetan adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya karena tidak menguras tenaga dan emosi.
Jujur, saya sudah sangat bosan dengan perjalanan yang macet karena sampai di tujuan selalu capek dan tidak bisa beraktivitas di sana.
Kendaraan besar untuk mengangkut kebutuhan sehari-hari tidak terlalu banyak yang melintas di hari itu, sangat menyenangkan perjalanan itu.
Sampai di rumah keluarga ayah saya, rasa lelah itu tidak terlalu parah, bahkan masih sempat untuk bersilaturahim dengan keluarga besar ayah saya.
Ternyata, mudik setelah Salat Idul Fitri itu sangat menyengangkan saat saya kenang kembali cerita itu.
Saya menjadi ketagihan untuk mudik lebaran setelah Salat Idul Fitri, justru lebih menyenangkan perjalanannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H