Tentang penjualan tiket, semua pasti berebut, atau dalam istilah kekinian disebut 'war tiket'.
Konsep 'war tiket' sebenarnya berasal dari tradisi beli tiket transportasi umum dalam rangka mudik lebaran, meskipun istilah tersebut pertama kali populer di lingkup konser musik.
Tidak sedikit yang rela melewatkan waktu lainnya hanya untuk tiket perjalanan pulang ke kampung halaman, begitu pula untuk perjalanan kembali ke perantauan.
Kekecewaan muncul jika mereka kalah 'war tiket', tetapi ini bukan masalah karena Kementerian Perhubungan RI atau perusahaan tertentu mengadakan mudik gratis.
Mungkin yang besar dan hidupnya di kota yang sama, ini menjadi keuntungan tersendiri karena tidak pusing 'war tiket'.
Begitu dahsyatnya efek lebaran sampai banyak yang mengorbankan segalanya asal bisa berkunjung ke orang tua atau keluarga di kota asal.
Memang, menyambung silaturahim sangat penting dan banyak yang beranggapan harus bertemu langsung meskipun teknologi komunikasi sudah mengalami kemajuan.
Meksipun teknologi sudah maju, bertemu secara empat mata tetaplah menjadi bentuk komunikasi yang sempurna meskipun terkesan kuno.
Jadi, tahun ini apakah Anda pulang ke kampung halaman atau tidak bisa karena kalah 'war tiket' atau ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H