Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Masa Bodoh dengan Pencapaian Orang itu Menyenangkan

5 April 2023   07:06 Diperbarui: 5 April 2023   07:13 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup yang menyenangkan. (Foto: Unsplash.com/Guille Alvarez)

Setiap acara, seperti buka bersama, reuni, atau acara keagamaan pasti ada kesempatan bertemu dengan teman atau kerabat yang lama tidak bertemu.

Semakin lama tidak bertemu, semakin banyak cerita yang tidak diketahui, wajar jika selalu ada bahan obrolan yang banyak.

Sampai-sampai, mereka lupa waktu saking panjangnya cerita satu sama lain, beda dengan saat masih bertemu tiap hari.

Ada saja bahan obrolan saat reuni atau acara keluarga, seperti kabar selama mereka tidak bertemu, status hubungan, atau pencapaian.

Khusus pencapaian, banyak yang sudah meraih beberapa hal, mulai dari pekerjaan sampai jumlah anak.

Seperti 'reuni' di teman SMA, kami berkumpul di acara pernikahan teman saya, banyak yang masih belum menikah juga.

Apakah ada yang iri? Jelas tidak, urusan kami hanya memenuhi undangan, bersalaman dengan teman yang menikah, makan, dan mengobrol panjang lebar dengan teman sesama tamu.

Beruntung saya punya lingkungan seperti ini, tidak ada celetukan "Kapan menyusul?" yang sangat menyakitkan kalau di keluarga.

Ternyata, tidak semua lingkungan mengasyikkan seperti ini, ada lingkungan keluarga yang agak toksik menurut saya.

Misal, kakak ipar sepupu saya jadi PNS, selalu saja saya dituntut agar mengikuti jejaknya, katanya akan terjamin.

Atau, ada yang membanding-bandingkan saya dengan sebayanya yang sudah bekerja lebih mapan, bahkan menikah.

Di keluarga inti sendiri, saya selalu diceramahi dibanding-bandingkan dengan sebaya yang sudah menikah dan punya anak.

Awalnya, saya merasa insecure, ada kecemasan karena yang lain sudah begitu, saya masih begini-begini saja.

Semakin sering dijadikan korban perbandingan, semakin kebal saya, semakin masa bodoh, justru ini sangat menyenangkan.

Belum lagi ada stigma buka puasa bersama sebagai ajang pamer atau adu pencapaian yang membuat orang-orang malas ikut acara berbuka ini.

Usia bukanlah patokan kita harus mencapai ini dan itu, juga bukan landasan kita memiliki kematangan mental untuk mengarungi rumah tangga.

Definisi kedewasaan juga tidak bisa disamakan untuk usia yang sama, semua akan dewasa dengan caranya sendiri-sendiri.

Pencapaian tidak selalu berbarengan dengan usia seseorang, apalagi menargetkan sesuatu di usia tertentu.

Hidup berjalan sesuai dengan realitas yang suka-suka, bukan berdasarkan mimpi dan ekspektasi yang ketat dan tinggi.

Banyak faktor yang membuat pencapaian tidak dapat diraih sesuai dengan usia impian yang ditetapkan.

Misal, sudah mati-matian belajar agar cepat lulus, tetapi karena penelitian yang bermasalah memaksa Anda lulus setelah 5 tahun kuliah.

Ada hambatan pekerjaan yang membuat Anda tidak bisa mendapatkan penghasilan yang lebih.

Atau, kesehatan yang tiba-tiba menurut menyebabkan Anda tidak bisa produktif dan berdampak pada pemasukan.

Bisa juga tidak bisa menikah di usia tertentu karena tiba-tiba pasangan Anda minta hubungan Anda diakhiri saja.

Pencapaian tidak ditentukan dengan usia, melainkan kematangan mental yang saling lepas dengan usia.

Ungkapan 'usia hanyalah angka' sangat tepat, tidak semua orang akan mendapatkan pencapaian di usia tertentu kok.

Terlebih, jalan hidup Anda, hanya Anda yang bisa menjalaninya dengan pola pikir Anda sendiri, tidak bisa memaksakan diri agar sejajar.

Ibaratnya, kereta Shinkansen tidak bisa melaju kencang di rel lori tebu, bahkan berjalan saja tidak bisa.

Misal, Anda di usia 25 tahun masih lajang, memaksakan diri untuk menikah karena teman sebayanya sudah berkeluarga, bukannya bahagia malah mental Anda terluka karena belum siap.

Tidak ada 1 orang pun yang berhak mengatur hidup Anda, karena Anda sendiri yang paham medan jalan hidup Anda dan masa bodoh dengan pencapaian orang adalah cara Anda menikmati hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun