Kedua, ada 'lelah' yang mirip dengan lampu kuning dengan ciri-ciri ada rasa lelah dan jenuh yang mulai mengganggu meskipun sedikit.
Apa maknanya? Kita disarankan untuk menurunkan sedikit tensi usaha kita, mengapa? Karena ada saatnya kita mulai merasa berat untuk menjalani hidup.
Ketiga, ada 'berhenti' atau 'putus asa', keduanya mirip dengan lampu merah yang mengharuskan kita untuk berhenti.
Tanda-tandanya kompleks, mulai dari burnout hingga merasa menyerah untuk menjalani hidup.
Sehingga, tidaka ada jalan lain, kecuali berhenti untuk merenungi sesaat, apakah cocok untuk dilanjutkan, berpindah jalan hidup, atau berhenti.
Jika dirasa sudah tidak ada efek postifnya sama sekali, rasa putus asa itu muncul sebagai tanda kita harus mengakhiri untuk menempuh jalan hidup yang berat ini.
Dari lampu lalu lintas, kita belajar bahwa hidup tidak melulu harus berjalan apalagi dicekoki dengan kata-kata penyemangat yang justru toksik.
Ada kalanya kita harus berhenti dan beristirahat, memperbaiki diri setelah terbakar habis oleh rasa semangat semu.
Terpenting, hidup jangan terlalu menuruti semangat semu atau impian yang belum tentu tercapai daripada berakhir dengan penyesalan.
Nikmatilah hidup ini seperti air yang mengalir tenang, tidak sederas saat banjir bandang atau tsunami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI