Karena sejatinya cerita fiksi hanya merupakan pelarian dari kenyataan, bukan berdasarkan kenyataan.
Lalu, apa yang terjadi apabila semua manusia memiliki kemampuan untuk membaca pikiran orang?
Overthinking dan prasangka buruk akan menghilang dan tenang dengan seseorang karena tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Mungkin, kita bisa tahu orang tersebut jujur atau bohong, sayang dengan kita atau tidak, atau apa yang dia inginkan pada kita.
Kalau menurut saya, meskipun akan berakibat pada penuhnya kapasitas otak, setidaknya saya lega karena mengetahui kebenarannya.
Sayangnya, kita tidak dibekali oleh kemampuan membaca pikiran orang, kita dibatasi dengan kemampuan yang ada.
Lalu, apa yang dapat membunuh rasa overthinking dan prasangka buruk yang terus melanda kita?
Hanya satu, yaitu keterbukaan seseorang, ini sangat perlu karena dapat mengurangi rasa penasaran yang menghantui.
Keterbukaan sangat penting sebagai bagian dari komunikasi agar tidak ada lagi overthinking dan prasangka buruk karena dapat mengetahui apa yang sebenarnya.
Namun, masalahnya adalah tidak semua orang mau untuk terbuka karena malas atau sengaja ditutup-tutupi.
Kalau harus tertutup, tidak bisa dibenarkan untuk marah jika ada spekulasi atau penilaian negatif karena tidak ada kebenaran dari seseorang.