Penyebabnya jelas, mulai dari masyarakatnya sendiri yang gemar menggunakan kendaraan pribadi sampai mahasiswa luar kota yang membawa kendaraan pribadinya.
Selama ini, apa yang dilakukan oleh Pemkot Malang? Antara rekayasa arus menjadi 1 arah dan pelebaran jalan, sangat jelas pembangunannya berorientasi pada kendaraan pribadi.
Sebagai destinasi pendidikan, seharusnya Kota Malang sudah waktunya untuk memiliki moda transportasi massa yang sangat memadai dan membuat masyarakat betah.
Menunggu peremajaan atau revitalisasi moda transportasi massa yang ada sangat lama, kalah cepat dengan laju pertumbuhan kendaraan pribadi.
Commuter Line untuk lingkup Kota Malang dan zona penyangganya dianggap layak sebagai moda transportasi untuk mengurai kemacetan kota yang lama-lama sudah tidak masuk akal.
Idealnya, KRL di Malang dibuat dengan jalur layang karena dapat menghemat ruang dibanding berada tepat di atas tanah dan mengurangi perbedaan kontur yang signifikan.
Realisasi moda transportasi umum ini harus segera direalisasikan sebelum kemacetan semakin tidak bisa diatasi dengan sejuta kebijakan yang masih berpihak pada kendaraan pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H