Mau setebal bagaimana pun keimanan seseorang, pasti ada ambang batas tubuh menerima beban mental.
Lalu, apa yang menyebabkan seseorang mengidap masalah kesehatan mental? Jelas karena masalah hidup yang dihadapi terlalu menyakitkan dan di luar batas toleransi.
Anggapan gangguan kesehatan mental disebabkan lemahnya keimanan seseorang menandakan kesadaran terhadap isu kesehatan mental sangat rendah.
Bahkan, orang yang bunuh diri pun masih dihakimi sebagai pendosa karena tindakan tersebut dilarang oleh agama.
Mengapa orang Indonesia masih ada yang gemar menghakimi orang yang nekat bunuh diri daripada mengajaknya keluar dari keterpurukan?
Ya, masyarakat terutama yang mengaku religius masih menganggap isu kesehatan mental terlalu mengada-ada.
Sudah seperti kultur pada umumnya di Indoensia, sesuatu yang tidak ada hubungannya selalu dikait-kaitkan atau istilahnya cocokologi.
Pantas saja jika indeks kebahagiaan Indonesia dikatakan berada di ranking di bawah meskipun bukan sebagai juru kunci.
Bukan zamannya lagi menyangsikan kesehatan mental, melainkan peduli dengan kesehatan mental satu sama lain.
Ini sudah menjadi tugas kita semua untuk membuka pikiran seluruh masyarakat tentang eksistensi kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H