Semua orang berhak untuk bahagia dengan caranya sendiri sebagai bentuk merawat kesehatan mentalnya.
Mungkin Anda belum tahu, di balik kebahagiaan yang diperoleh, ada proses yang berdarah-darah saat pencapaiannya.
Misal, ada yang makan-makan di restoran elit, dia membutuhkan waktu lama untuk bekerja keras dan menabung untuk kesempatan itu meskipun mungkin jarang-jarang.
Jangan pernah mencibir orang dengan standar bahagianya rendah menurut Anda karena dapat menyakiti perasaannya.
Ya, standar kebahagiaan masing-masing orang tidak pernah bisa disamakan, tetapi yang dinilai adalah apakah bisa menikmati hidup atau tidak.
Pantas saja, indeks kebahagiaan di Indonesia rendah, menghargai kebahagiaan orang dan menghargai kesehatan mental orang lain saja ogah.
Selama kebahagiaan itu tidak memberikan dampak negatif terhadap Anda, itu sah-sah saja, kok.
Seharusnya Anda bersyukur karena orang lain bisa berbahagia di tengah kerasnya kehidupan daripada memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Ayo, kita bisa menghargai kebahagiaan orang lain dan menjaga perasaannya agar kesehatan mentalnya tidak terganggu.
Biarkan mereka merayakan kebahagiaannya sebagai hiburan di tengah rumitnya hidup daripada terlalu sering stres.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H