Mereka pada akhirnya tidak diberikan kesempatan untuk berjumpa lagi dengan Ramadan tahun ini karena sudah dipanggil Allah SWT.
Seperti saya, nenek dari keluarga Ayah saya telah berpulang pada 6 Februari 2023, kurang lebih sebulan sebelum Ramadan tahun ini.
Memang, perpisahan menjadi keniscayaan dan hukum alam yang merupakan pasangan dari pertemuan atau kebersamaan.
Maka dari itu, banyak umat Islam yang berdoa agar kembali dipertemukan dengan bulan yang amal ibadahnya dilipatgandakan sangat banyak.
Bahkan, kita juga berharap agar bisa dipertemukan kembali dengan Ramadan tahun depan, 2 tahun lagi, atau hingga sampai kita menua nanti.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga ikut berpuasa meskipun baru setengah hari, tetapi sangat bagus untuk mendidik generasi muda agar bisa berpuasa.
Ramadan menjadi waktu kita untuk 'reparasi' hati dan pikiran yang selama 11 bulan sebelumnya penuh kerak dosa dan kesalahan.
Bulan ini juga kita tidak hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa secara teknis, melainkan juga menahan diri dari berbagai hal yang mengikis amal baik.
Kita tidak patut menjalankan ibadah puasa, tetapi masih memprovokasi, menipu, flexing, berkata kasar, atau maksiat lainnya meskipun di bulan-bulan lain juga dilarang.
Ketika tidak bisa menahan hati kita, puasa yang kita jalani hanya mendapatkan lapar dan haus saja tanpa keutamaan berupa ketakwaan.
Sebelum mengakhiri hari, alangkah baiknya kita untuk niat berpuasa untuk besok dan juga sebulan penuh.