Sedangkan kita? Masih diberi kelapangan rezeki, membeli kebutuhan primer dan sekunder sudah cukup, terlebih tersier.
Bahkan, kebutuhan yang sudah terbeli pun masih belum terasa cukup bagi kita, memang dasarnya manusia mudah mengeluh.
Ketika harga berbagai kebutuhan pun naik menjelang puasa, kita pun mengeluh karena semakin mahal.
Kita seakan 'disentil' sebelum keluhan kita menjalar menjadi amarah yang membara, kita disuruh merenungi penderitaan orang di bawah kita.
Betapa menyedihkannya kaum fakir dan miskin itu, bekerja keras dengan mendapatkan penghasilan yang tidak seberapa.
Jangankan memiliki rumah yang layak atau kulkas untuk menyimpan makanan, besok makan apa saja belum sempat terpikirkan.
Bahkan, ketika dalam hari itu tidak mendapatkan banyak makanan, mereka kerap kali berpuasa meski niatnya bukan puasa.
Mereka harus benar-benar sabar saat ingin membeli sesuatu, tetapi uang yang dimilikinya masih jauh di bawah kata cukup.
Kita masih tidak seberapa, meskipun harganya naik, tetapi setidaknya masih bisa mendapatkannya meskipun tidak 100% besarannya dengan uang yang sama.
Perlu bagi kita untuk bersyukur karena masih mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari diri sendiri dan orang lain, inilah pelajaran berharganya.
Selain itu, kita dituntut untuk membelanjakan harta kita untuk kebutuhan pokok seperlunya saja, tidak boleh berlebihan.